March 27, 2023

Manajemen Karbon Untuk Keberlangsungan Bisnis dan Pelestarian Lingkungan 

Manajemen Karbon Untuk Keberlangsungan Bisnis dan Pelestarian Lingkungan

Salah satu permasalahan global yang sedang dihadapi oleh masyarakat di dunia ialah perubahan iklim. Emisi karbon berlebih yang terakumulasi di atmosfer saat ini semakin mengkhawatirkan. Peningkatan emisi karbon terjadi pasca revolusi industri (30.org, 2014) sehingga berdampak pada peningkatan suhu rata-rata global yang meningkat sebesar 2°C (Mc Glashan et al., 2012). Konsentrasi atmosfer dari efek rumah kaca tidak bisa menampung 450 bagian permiliyar. Ini akan memerlukan pemotongan emisi setidaknya sebesar 30 juta ton pada tahun 2030. Konsesus ilmiah menyatakan bahwa emisi karbon ini harus dikurangi sebanyak 80% hingga tahun 2050 untuk menghindari peningkatan rata-rata suhu global lebih dari 2°C. Oleh karena itu perlu adanya upaya manajemen penanganan emisi karbon yang diproduksi oleh sektor industri maupun non-industri.  

Indonesia kini mengembangkan instrumen NiIai Ekonomi Karbon (carbon pricing) domestik yang bisa mendukung pencapaian NDC dan pembangunan rendah karbon. Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden yang mengatur kerangka kerja implementasi NDC dan pengembangan pasar karbon domestik Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyatakan pentingnya pendanaan untuk mencapai komitmen iklim, jadi diperlukan mekanisme pasar yang jelas dalam pemanfaatan karbon.

PEMANFAATAN KARBON

Pemanfaatan karbon tersebut dapat dilakukan dengan konsep manajemen kabron yang di dalamnya mencakup: 

Inventarisasi GRK

Inventarisasi GRK adalah kegiatan untuk memperoleh data dan informasi mengenai tingkat, status, dan kecenderungan perubahan emisi GRK secara berkala dari berbagai sumber emisi (source) dan penyerapnya (sink) termasuk simpanan karbon (carbon stock). Langakh yang dapat dilakukan seperti: 

  • Menghitung jumlah total GRK dari suatu organisasi, proses, atau produk.  
  • Dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengukur emisi dari semua sumber, termasuk penggunaan energi, transportasi, limbah, serta barang dan jasa yang dibeli.  
  • Inventaris ini berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan target pengurangan dan melacak kemajuan dari waktu ke waktu.
Menetapkan target untuk mengurangi emisi 

Berdasarkan dari hasil inventarisasi GRK yang sudah dilakukan , dalam menetapkan target untukmengurangi emisi dapat mempertimbangkan faktor-faktor seperti ​berikut: 

  • Standar industri,  
  • Persyaratan peraturan perundang-undangan, dan  
  • Tujuan keberlanjutan jangka panjang organisasi.  
  • Target pengurangan dapat bersifat absolut (misalnya, mengurangi emisi dengan jumlah tertentu) atau berbasis intensitas (misalnya, mengurangi emisi per unit output). 
  • Tujuan dan target tersebut tentunya dibuat dengan cara SMART (Spesific, Measureable, Achievable, Reasonable, and Time).  
Menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi emisi 

Langkah untuk mengurangi emisi karbon diantaranya: 

  • Improve energy efficiency. 
  • Beralih ke energi terbarukan 
  • Mengurangi emisi transportasi 
  • Pengurangan limbah  
  • Carbon offset: planting trees, forest conservation 
  • Carbon capture, utilization, and storage (CCUS) 
Memantau dan melaporkan pengurangan emisi 

Selain itu organisasi juga perlu memantau dan melaporkan pengurangan emisi. Proses ini dapat dilakukan dengan pengimbangan karbon atau lebih dikenal dengan isitilah Carbon Offset.  Proses ini melibatkan pembiayaan proyek atau kegiatan yang mengurangi emisi gas rumah kaca atau menghilangkan karbon dari atmosfer, untuk mengkompensasi emisi yang dihasilkan di tempat lain. Penyeimbangan karbon biasanya dibeli oleh perusahaan untuk mengimbangi emisi mereka. Pengurangan emisi ini dapat mencakup kegiatan seperti proyek energi terbarukan, konservasi atau reboisasi hutan, serta penangkapan dan penghancuran metana. Beberapa contoh project carbon offset yang sudah ada diantaranya: 

  • The Livelihoods Carbon Funds 
  • The Kariba REDD+ Project in Zimbabwe 
  • The Ankeniheny-Zahamena Corridor REDD+ Project in Madagascar 
  • The Mae Chaem Biomass Project in Thailand 
  • The Kasigau Corridor REDD+ Project in Kenya 
  • The Sichuan Rural Poor-Household Biogas Development Program in China 

 

Penulis: Fahmi Munsah Ismail

5/5 - (1 vote)
Bagikan halaman ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment

Submit