September 24, 2024

Menilik Keadaan Darurat di Tambang dan Apa Saja Fasilitas Keadaan Darurat

Menilik Keadaan Darurat di Tambang dan Apa Saja Fasilitas Keadaan Darurat

Industri pertambangan merupakan sektor strategis yang berkontribusi besar terhadap perekonomian, namun disisi lain juga memiliki tingkat risiko yang tinggi. Aktivitas di dalam tambang, baik tambang bawah tanah maupun tambang terbuka, kerap menghadirkan tantangan keselamatan yang serius bagi para pekerjanya. Risiko seperti ledakan, kebakaran, longsor, dan paparan bahan kimia berbahaya adalah sebagian kecil dari ancaman yang dapat menyebabkan keadaan darurat. Oleh sebab itu, penting bagi setiap tambang untuk memiliki sistem tanggap darurat yang baik, serta fasilitas yang mendukung penanganan cepat dan efektif.

Keadaan darurat di tambang tidak hanya mengancam keselamatan jiwa, tetapi juga dapat berdampak negatif pada operasional perusahaan dan lingkungan sekitarnya. Dengan adanya berbagai ancaman ini, perusahaan tambang diwajibkan untuk mematuhi standar keselamatan yang ketat, termasuk menyediakan fasilitas keadaan darurat yang lengkap dan memadai. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai jenis-jenis keadaan darurat yang umum terjadi di tambang, serta fasilitas yang harus tersedia untuk menanganinya secara efektif.

Keadaan Darurat di Tambang

Industri tambang memiliki berbagai risiko yang dapat memicu keadaan darurat kapan saja, mulai dari kecelakaan kerja hingga ledakan. Berikut adalah beberapa jenis keadaan darurat yang umum terjadi di tambang, yakni kecelakaan, kebakaran, dan peledakan.

1. Kecelakaan di Tambang

Kecelakaan di tambang adalah salah satu kejadian yang paling sering terjadi. Dua jenis kecelakaan yang paling umum adalah jatuh dan tabrakan. Dalam banyak operasi tambang, pekerja sering bekerja di ketinggian, seperti di tebing tambang terbuka atau di atas peralatan berat. Kondisi ini meningkatkan risiko jatuh, baik itu akibat pijakan yang tidak stabil, kelelahan pekerja, atau minimnya penggunaan alat keselamatan. Jatuh dari ketinggian dapat menyebabkan cedera serius, termasuk patah tulang, trauma kepala, atau bahkan kematian.

Selain jatuh, tabrakan juga merupakan ancaman besar di tambang. Tambang adalah area dengan lalu lintas padat alat berat, seperti truk pengangkut material, excavator, dan kendaraan pendukung lainnya. Tabrakan antara kendaraan ini, atau antara alat berat dengan pekerja di lapangan, bisa menimbulkan kecelakaan fatal. Selain itu, kecelakaan ini sering kali diperburuk oleh kondisi jalan tambang yang kasar dan sempit, serta kurangnya pemeliharaan rutin pada peralatan.

Baca juga : 10 Inovasi Teknologi Terbaru yang Membantu Manajemen Keadaan Darurat

2. Kebakaran di Tambang

Kebakaran adalah salah satu ancaman serius yang dapat terjadi di tambang, baik di permukaan maupun di bawah tanah. Di tambang terbuka, kebakaran sering kali terjadi di bangunan pendukung, seperti ruang kontrol, gudang penyimpanan bahan bakar, atau tempat pemrosesan material. Penyebab kebakaran ini beragam, mulai dari korsleting listrik, kebocoran bahan bakar, hingga kelalaian manusia. Kebakaran bangunan di tambang dapat dengan cepat menyebar ke area lain dan menyebabkan kerugian material yang besar.

Sementara itu, kebakaran di tambang bawah tanah lebih berbahaya dan lebih sulit dipadamkan. Di tambang bawah tanah, kebakaran sering kali dipicu oleh akumulasi gas berbahaya, seperti metana, yang dapat terbakar ketika ada percikan api atau panas berlebih. Karena tambang bawah tanah memiliki ventilasi yang terbatas, kebakaran di area ini dapat dengan cepat menyebar, memicu kekurangan oksigen, dan meningkatkan kadar gas beracun. Hal ini membuat evakuasi pekerja menjadi lebih sulit dan meningkatkan risiko cedera serius atau kematian.

3. Peledakan di Tambang

Peledakan merupakan bagian penting dalam operasi tambang, terutama di tambang terbuka, di mana bahan peledak digunakan untuk menghancurkan batuan dan mempermudah pengambilan mineral. Namun, jika prosedur peledakan tidak dilakukan dengan benar, hal ini dapat memicu keadaan darurat yang membahayakan nyawa pekerja. Peledakan yang tidak terkontrol dapat terjadi karena kesalahan dalam penempatan bahan peledak, penggunaan bahan yang melebihi kapasitas, atau kegagalan sistem deteksi gas.

Di tambang bawah tanah, ledakan gas juga menjadi ancaman serius. Gas metana yang sering terkumpul di terowongan bawah tanah bisa memicu ledakan besar jika terjadi percikan api atau panas. Ledakan gas ini biasanya disertai dengan kebakaran, yang meningkatkan kesulitan dalam penanganan dan evakuasi. Akibatnya, ledakan bisa merusak infrastruktur tambang, menghambat operasi, dan menyebabkan kerugian besar, baik dari segi keselamatan maupun ekonomi.

4. Tumpahan atau Bocornya Bahan Berbahaya

Tumpahan atau kebocoran bahan berbahaya di tambang merupakan salah satu ancaman yang dapat menyebabkan kontaminasi lingkungan dan membahayakan kesehatan pekerja. Bahan kimia seperti bahan bakar, cairan asam, atau senyawa berbahaya lainnya sering digunakan dalam berbagai proses tambang, baik untuk eksplorasi, pengolahan mineral, maupun pemeliharaan mesin. Kebocoran bahan kimia ini bisa terjadi akibat kegagalan peralatan, kesalahan penyimpanan, atau kecelakaan transportasi.

Jika tumpahan bahan berbahaya tidak segera ditangani, dapat terjadi pencemaran tanah, air, dan udara di sekitar tambang. Dampak lingkungan ini bisa menyebabkan krisis ekologi yang berkepanjangan dan membutuhkan waktu serta biaya besar untuk pemulihan. Bagi pekerja, kontak langsung dengan bahan berbahaya dapat menyebabkan luka bakar kimia, keracunan, atau bahkan kematian, tergantung pada jenis bahan dan intensitas paparan.

Baca juga : Industri Tambang Wajib Tahu: Implementasi Konsep Operasi Darurat (KOD)

5. Ventilasi Tidak Berfungsi

Ventilasi yang tidak berfungsi merupakan ancaman serius, terutama di tambang bawah tanah. Ventilasi berperan penting dalam sirkulasi udara, menjaga suplai oksigen yang cukup, serta mengeluarkan gas berbahaya seperti metana, karbon monoksida, dan debu tambang. Jika sistem ventilasi gagal beroperasi, kadar oksigen di dalam tambang dapat menurun drastis, sementara akumulasi gas berbahaya dapat meningkat.

Kegagalan ventilasi bisa menyebabkan sesak napas, pingsan, atau keracunan gas bagi pekerja yang berada di bawah tanah. Lebih buruk lagi, gas yang terkumpul bisa memicu ledakan atau kebakaran jika terkena percikan api. Untuk mengatasi risiko ini, sistem ventilasi harus selalu dipantau dan dijaga agar berfungsi dengan baik, dan alat pendeteksi gas harus disebar di seluruh area tambang untuk memberikan peringatan dini.

6. Ambruknya Tambang Bawah Tanah (Underground/U/G)

Ambruknya tambang bawah tanah atau ā€œcave-inā€ adalah salah satu keadaan darurat yang paling mematikan di pertambangan. Struktur tambang bawah tanah rentan terhadap ambruk jika penyangga atau dinding terowongan tidak dibangun dengan benar, atau jika ada getaran kuat seperti gempa bumi. Ketika tambang bawah tanah ambruk, pekerja bisa terjebak di dalam terowongan tanpa jalan keluar.

Selain ancaman langsung terhadap nyawa pekerja, ambruknya tambang juga dapat menghambat operasi tambang dan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar. Pencarian dan penyelamatan pekerja yang terjebak membutuhkan waktu lama dan risiko yang tinggi, karena kondisi area tambang yang tidak stabil. Oleh sebab itu, struktur penyangga tambang harus selalu diawasi, dan pekerja harus diberikan pelatihan khusus untuk evakuasi cepat dalam situasi ini.

7. Longsornya Jenjang Penambangan

Longsornya jenjang penambangan adalah kejadian yang sering terjadi di tambang terbuka. Jenjang merupakan struktur bertingkat yang dibuat selama proses penambangan untuk memudahkan penggalian dan akses ke material tambang. Namun, jenjang yang tidak stabil atau terpengaruh oleh cuaca ekstrem seperti hujan deras atau gempa bumi bisa longsor dan mengubur alat berat, pekerja, atau mengganggu struktur tambang lainnya.

Longsoran jenjang dapat menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur tambang, menghentikan operasi untuk waktu yang lama, dan memerlukan pemulihan yang mahal. Untuk mencegah longsor, tambang harus memantau kondisi tanah dan batuan secara berkala, terutama setelah cuaca buruk atau aktivitas seismik. Penggunaan teknologi seperti sensor tanah dan pemantauan geoteknik bisa membantu mendeteksi potensi longsor sebelum terjadi, sehingga langkah-langkah mitigasi dapat segera dilakukan.

Baca juga : 8 Kemungkinan Situasi Darurat yang Harus Diantisipasi Saat Kecelakaan Terjadi

8. Smelter Bocor

Kebocoran smelter adalah keadaan darurat yang berbahaya, terutama dalam industri pertambangan yang memproses bijih logam menjadi produk akhir. Smelter berfungsi untuk melelehkan bijih pada suhu sangat tinggi sehingga bisa dipisahkan antara logam murni dan limbah. Jika terjadi kebocoran pada smelter, cairan logam panas bisa meluap dan menyebabkan cedera serius pada pekerja, kerusakan fasilitas, serta kebakaran.

Kebocoran ini biasanya disebabkan oleh kegagalan struktural pada tangki atau dinding smelter akibat tekanan atau suhu ekstrem yang berlebihan. Jika kebocoran tidak segera dikendalikan, bisa terjadi ledakan akibat reaksi kimia antara cairan logam dan komponen lain di dalam pabrik. Oleh karena itu, pemantauan dan pemeliharaan smelter yang ketat sangat penting untuk mencegah kebocoran, dan alat pelindung diri (APD) yang memadai harus selalu digunakan oleh pekerja.

9. Keracunan Bahan Berbahaya (B3) atau Gas Beracun

Tambang sering menggunakan dan menghasilkan bahan berbahaya (B3) seperti sianida, merkuri, dan bahan kimia beracun lainnya selama proses pengolahan mineral. Selain itu, gas beracun seperti karbon monoksida dan sulfur dioksida juga dapat terakumulasi di tambang bawah tanah. Paparan atau kebocoran B3 dan gas beracun bisa menyebabkan keracunan serius yang berpotensi mematikan jika tidak segera ditangani.

Keracunan dapat terjadi akibat kegagalan sistem penanganan bahan kimia, kegagalan peralatan, atau kurangnya sistem ventilasi yang memadai. Gejala keracunan gas beracun, seperti pusing, mual, sesak napas, hingga hilang kesadaran, seringkali tidak disadari oleh pekerja sampai situasi sudah memburuk. Oleh karena itu, penting untuk selalu memiliki sistem deteksi gas yang aktif, alat pelindung pernapasan yang memadai, dan prosedur evakuasi cepat di setiap area tambang yang berisiko.

10. Overflow yang Tidak Terkendali

Overflow atau luapan yang tidak terkendali dari fasilitas tambang, seperti kolam penampungan air limbah atau tangki pengolahan, dapat menimbulkan keadaan darurat lingkungan yang serius. Dalam banyak kasus, overflow terjadi karena kapasitas penampungan yang terlampaui akibat curah hujan tinggi, kegagalan pompa, atau sistem pembuangan yang tersumbat. Luapan ini bisa mencemari sungai, tanah, dan sumber air minum di sekitar tambang dengan limbah beracun atau air asam tambang.

Overflow yang tidak terkendali tidak hanya membahayakan lingkungan, tetapi juga bisa mempengaruhi kesehatan masyarakat di sekitar tambang. Pengendalian overflow harus dilakukan dengan pemantauan rutin terhadap sistem drainase, pengelolaan air tambang yang baik, serta penggunaan teknologi untuk mengantisipasi curah hujan berlebih. Sistem peringatan dini untuk overflow juga penting agar tindakan cepat dapat diambil sebelum situasi menjadi tidak terkendali.

Baca juga : Mengenal Personil Operator K3 Pesawat Tenaga Produksi Berdasarkan Permen No. 38 Tahun 2016

11. Jebolnya Tanggul (Tailings Storage Facility/TSF atau Lereng PIT)

Tanggul yang jebol, baik pada Tailings Storage Facility (TSF) maupun lereng PIT, adalah salah satu keadaan darurat yang paling merusak di tambang. TSF adalah fasilitas yang digunakan untuk menyimpan limbah tambang berbentuk slurry (campuran air dan material halus). Jika tanggul TSF jebol, limbah beracun dapat mengalir bebas ke lingkungan sekitarnya, mencemari sungai, lahan pertanian, dan mengancam pemukiman penduduk. Dampak jebolnya TSF biasanya berskala besar dan membutuhkan waktu serta biaya yang besar untuk pemulihannya.

Sementara itu, jebolnya lereng PIT pada tambang terbuka juga bisa menyebabkan longsor besar yang menimbun alat berat, pekerja, dan merusak infrastruktur tambang. Jebolnya lereng biasanya disebabkan oleh kurangnya penguatan struktur lereng atau faktor eksternal seperti hujan deras atau aktivitas seismik. Untuk mencegah kejadian ini, tambang harus secara berkala memantau stabilitas tanggul dan lereng, serta melakukan tindakan perbaikan jika ditemukan tanda-tanda potensi kegagalan.

12. Tenggelamnya Kapal Keruk

Kapal keruk adalah peralatan penting dalam operasi tambang, terutama untuk tambang di laut atau sungai, seperti penambangan pasir atau mineral laut. Kapal keruk berfungsi untuk menggali material dari dasar laut dan memindahkannya ke permukaan untuk diproses. Namun, kapal keruk dapat menghadapi risiko tenggelam akibat berbagai faktor, termasuk cuaca buruk, kegagalan mesin, atau kebocoran pada lambung kapal.

Tenggelamnya kapal keruk tidak hanya mengancam keselamatan kru kapal, tetapi juga bisa mencemari lingkungan laut dengan bahan bakar atau limbah tambang. Proses penyelamatan kapal keruk yang tenggelam juga kompleks dan memerlukan biaya besar. Untuk mengurangi risiko tenggelam, kapal keruk harus selalu dirawat dengan baik, dilengkapi dengan peralatan penyelamatan, dan diawasi oleh operator berpengalaman yang dapat mengantisipasi cuaca buruk atau masalah teknis.

13. Bangunan Ambruk

Bangunan di area tambang, seperti ruang kontrol, gudang, atau fasilitas penyimpanan, rentan mengalami kerusakan atau ambruk, terutama jika tidak dirawat dengan baik atau terkena dampak bencana alam. Ambruknya bangunan dapat disebabkan oleh kesalahan konstruksi, korosi struktur bangunan, atau beban berlebih pada bangunan. Situasi ini bisa menyebabkan cedera serius pada pekerja yang berada di dalam atau di sekitar bangunan tersebut.

Selain ancaman terhadap keselamatan pekerja, ambruknya bangunan tambang juga dapat merusak peralatan mahal dan menghambat operasional tambang. Pemeliharaan rutin terhadap bangunan dan struktur tambang harus selalu dilakukan, dan inspeksi keselamatan secara berkala diperlukan untuk memastikan bahwa bangunan tambang mampu bertahan terhadap tekanan fisik dan cuaca ekstrem.

Baca juga : 5 Dampak Serius Jika Tidak Ada Ahli K3 Umum dalam Pekerjaan Sehari-hari

14. Demonstrasi Masyarakat

Demonstrasi masyarakat adalah keadaan darurat sosial yang dapat terjadi ketika masyarakat lokal merasa dirugikan oleh operasi tambang, baik karena isu lingkungan, kesehatan, atau masalah hak tanah. Demonstrasi bisa berujung pada penghentian operasi tambang, pemblokiran akses jalan, atau bahkan bentrokan fisik antara demonstran dan pihak keamanan tambang.

Demonstrasi yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan kerugian operasional yang besar dan merusak reputasi perusahaan tambang. Untuk mencegah terjadinya konflik sosial, perusahaan tambang harus menjaga hubungan baik dengan masyarakat setempat, melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan, serta meminimalisir dampak lingkungan dan sosial dari operasi tambang. Jika demonstrasi terjadi, perusahaan harus segera melakukan dialog terbuka dengan masyarakat dan pihak berwenang untuk mencari solusi damai.

15. Gempa Bumi

Gempa bumi adalah ancaman alam yang tidak dapat diprediksi, tetapi dapat menimbulkan kerusakan besar pada operasi tambang, terutama di daerah yang rawan seismik. Gempa bumi dapat menyebabkan runtuhnya terowongan di tambang bawah tanah, longsornya jenjang di tambang terbuka, atau kerusakan infrastruktur tambang seperti bangunan, jalan, dan jalur pengangkutan.

Getaran gempa bumi juga dapat memicu kebakaran, ledakan gas, atau longsor yang lebih besar di tambang. Untuk mengurangi risiko gempa, tambang harus dibangun dan dioperasikan dengan standar tahan gempa yang ketat, terutama untuk struktur penyangga terowongan dan bangunan. Selain itu, sistem peringatan dini dan rencana evakuasi harus disiapkan dan disosialisasikan kepada semua pekerja tambang.

Baca juga : Bisnis Tambang Menguntungkan, Tapi Nyawa Lebih Berharga: PT Trimegah Bangun Persada Berkomitmen Tingkatkan Keselamatan KerjaĀ 

Fasilitas Keadaan Darurat di Tambang

Fasilitas keadaan darurat di tambang adalah elemen krusial untuk memastikan keselamatan pekerja dan melindungi aset perusahaan. Keadaan darurat seperti kebakaran, kebocoran, atau longsor dapat terjadi kapan saja, sehingga setiap tambang harus dilengkapi dengan sistem dan peralatan yang tepat. Ini mencakup alat pelindung diri (APD), sistem deteksi kebakaran dan gas, serta jalur evakuasi yang jelas dan mudah diakses.

Detektor gas sangat penting, terutama di tambang bawah tanah, untuk mencegah keracunan atau ledakan akibat akumulasi gas berbahaya. Selain itu, fasilitas medis seperti stasiun pertolongan pertama dan kendaraan ambulans harus tersedia untuk memberikan penanganan cepat kepada pekerja yang terluka. Pelatihan rutin mengenai prosedur tanggap darurat juga diperlukan agar pekerja siap menghadapi situasi kritis.

Pengelolaan keadaan darurat harus mematuhi regulasi seperti OHSAS 18001:2007 dan PP No. 50 Tahun 2012, yang mengharuskan prosedur tanggap darurat yang terdokumentasi dan diuji secara berkala. Uji coba ini membantu mengevaluasi dan memperbaiki kelemahan dalam sistem tanggap darurat.

Synergy Solusi Indonesia, anggota PROXSIS GROUP, siap membantu perusahaan dalam mempersiapkan dan mengelola risiko keadaan darurat. Dengan pengalaman menangani lebih dari 1000 perusahaan, kami menawarkan solusi efektif dan sesuai standar regulasi. Percayakan pada kami untuk memastikan tambang Anda selalu siap menghadapi berbagai tantangan dengan aman dan efisien.

Pelatihan Emergency Exercise

Kesimpulan

Pengelolaan keadaan darurat di tambang adalah aspek yang sangat penting untuk memastikan keselamatan pekerja dan keberlangsungan operasional perusahaan. Keadaan darurat, seperti kecelakaan, kebakaran, atau bencana alam, dapat terjadi kapan saja dan memerlukan sistem yang terstruktur serta fasilitas yang memadai untuk menghadapinya.Ā 

Fasilitas seperti ruang komando, alat pelindung diri, sistem deteksi gas dan kebakaran, stasiun pertolongan pertama, serta sistem evakuasi yang jelas harus selalu tersedia dan siap digunakan. Selain itu, pelatihan rutin dan simulasi keadaan darurat sangat penting untuk meningkatkan kesiapan pekerja dan efisiensi respons terhadap situasi kritis.Ā 

 

5/5 - (1 vote)
Bagikan halaman ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment