Contractor Safety Management System (CSMS) sebagai Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja (SMK3) yang diterapkan kepada kontraktor, vendor dan pemasok suatu perusahaan, merupakan sistem komprehensif dalam pengelolaan kontraktor sejak tahap perencanaan sampai pelaksanaan pekerjaan dengan menghubungkan sistem manajemen K3 perusahaan dengan sistem manajemen K3 kontraktor .
CSMS ini sangat penting bagi perusahaan untuk membantu pihak K3 dan pengguna jasa dalam mempersiapkan proses seleksi awal sebelum para kontraktor, vendor dan supplier melakukan pekerjaan di lingkungan mereka, di mana para pihak ketiga harus mematuhi dan mengikuti peraturan sistem manajemen yang dianut oleh perusahaan tersebut.
Tujuan CSMS
Tujuan penerapan CSMS untuk perusahaan adalah:
- Untuk meyakinkan bahwa kontraktor yang bekerja di lingkungan perusahaan telah memenuhi standar dan kriteria K3 yang ditetapkan perusahaan.
- Sebagai alat untuk menjaga dan meningkatkan kinerja K3 di lingkungan kontraktor
- Untuk mencegah dan menghindari kerugian yang timbul akibat aktivitas kerja kontraktor
Penerapan CSMS ini dapat dilakukan di seluruh sektor atau bidang perusahaan baik produk maupun jasa seperti minyak dan gas, BUMN, manufaktur, tambang, perbankan, telekomunikasi, dan yang lainnya.
Sementara bagi para kontraktor, penerapan CSMS perlu diterapkan, karena:
- Sebagai syarat untuk dapat lolos kualifikasi di perusahaan pemilik proyek
- Meningkatkan keuntungan perusahaan.
- Mengurangi angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
- Membangun citra positif perusahaan
Tahapan CSMS
Tahapan yang dilakukan dalam CSMS, meliputi:
1. Penilaian Risiko
Pada tahap ini, perusahaan yang akan memberikan kontrak kepada kontraktor akan:
- Menilai dan menakar risiko aktivitas pekerjaan yang akan dikontrak.
- Mengkategorikan risiko dengan kategori rendah, menengah dan tinggi.
Hal-hal yang mempengaruhi risiko, antara lain adalah jenis pekerjaan, lokasi pekerjaan, potensi celaka karena bahaya di tempat kerja, potensi celaka karena aktivitas kontraktor, pekerjaan simultan oleh beberapa kontraktor, lamanya pekerjaan, pengalaman dan keahlian kontraktor.
2. Pra-Kualifikasi
Untuk meneliti kualifikasi kontraktor dalam hal K3. Hanya mereka yang memiliki sistem K3 yang akan diikuti dalam proses tender.
3. Seleksi
Untuk memilih kontraktor terbaik di antara mereka yang mengikuti tender.
4. Aktivitas sebelum bekerja
Langkah ini dilakukan untuk membuka komunikasi awal antara petugas lapangan kontraktor dan petugas lapangan terutama pada perusahaan minyak dan tambang.
5. Pekerjaan sedang berjalan
- Inspeksi Keselamatan Kerja ( Inspeksi Keselamatan )
- Program Keselamatan Kerja (Program Keselamatan): Pertemuan Keselamatan, Inspeksi Keselamatan, Promosi Keselamatan, Komunikasi Keselamatan, Latihan dan Latihan Darurat, Investigasi Insiden
6. Evaluasi akhir
Evaluasi akhir ini merupakan langkah penilaian kinerja K3 kontraktor selama pra-kualifikasi dan pekerjaan Berlangsung. Hasil evaluasi akan disimpan di data bank dan akan menjadi bahan pertimbangan apakah kontraktor tersebut layak untuk mendapatkan pekerjaan yang akan datang
Baca juga: Konstruksi Adalah Salah Satu Sektor Industri yang Sangat Berbahaya
Proses CSMS ini banyak mempunyai kendala di beberapa perusahaan yang belum mempunyai sistem manajemen K3, ataupun sudah ada namun belum terimplementasikan sepenuhnya. Beberapa hal yang kadang terlewatkan ataupun tidak disadari oleh Line Management ataupun karyawan bahwa, pendokumentasian setiap proses pekerjaan sangat penting. Hal itu bertujuan untuk memonitor dan mendeteksi suatu proses pekerjaan, yang didalamnya terdapat informasi-informasi penting yang pada suatu saat akan dibutuhkan.
Contoh sederhana dari pertanyaan kuesioner CSMS adalah komitmen manajemen dan bukti keterlibatan langsung pada implementasi Sistem Manajemen K3, disini secara nyata bahwa Top Management mempunyai peran yang sangat penting sebagai orang pertama yang bertanggung jawab tentang K3 di perusahaannya. Untuk memastikan proses ini berjalan maka perlu dilakukan implementasi seperti rapat K3 yang dilakukan oleh manajemen secara terjadwal. Dan yang lebih penting lagi, setiap melakukan pertemuan atau rapat wajib dibuatkan Minute of Meeting lengkap dengan daftar kehadirannya.
Baca juga: Pemenuhan CSMS Untuk Kontraktor Menjadi Vendor Migas
Hal-hal sederhana yang sering terlewatkan seperti inilah, yang mempunyai efek pada proses CSMS ini. Oleh karena itu pada pelaku perusahaan, buatlah sistem yang rapi, terintegrasi. Dengan menentukan tujuan dan sasaran serta tujuan yang ingin dicapai, tentunya di sisi K3.
Sinergi Solusi Indonesia, anggota dari PROXSIS GROUP, mampu memberikan kontribusi berarti bagi perkembangan K3 dan menjadi salah satu konsultan dan tenaga ahli K3 utama dan berpengaruh di Indonesia, sehingga dapat membantu perusahaan untuk menerapkan CSMS ini untuk mengelola risiko-risiko dan meningkatkan kinerja perusahaan melalui strategi dan pendekatan dalam proses bisnis, pendekatan nilai tambah, pengelolaan perubahan. Serta menempatkan konsultan dan tenaga ahli yang memiliki “passion” dan berpengalaman dengan ide-ide kreatif sehingga terbukti keefektifan dan optimalisasinya dalam mensukseskan lebih dari 1000 perusahaan di Indonesia.
Sumber: www.synergysolusi.com dan www.indonesiasafetycenter.org