March 18, 2025

Kupas Tuntas 8 Teori Penyebab Kecelakaan Kerja dan Cara Pencegahannya dalam K3

Kupas Tuntas 8 Teori Penyebab Kecelakaan Kerja dan Cara Pencegahannya dalam K3

Kecelakaan kerja bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh. Setiap insiden yang terjadi di tempat kerja bisa berdampak besar, baik bagi pekerja maupun perusahaan. Itulah sebabnya memahami teori penyebab kecelakaan kerja sangat penting agar kejadian serupa bisa dicegah di masa mendatang.  

Dalam dunia Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), kecelakaan kerja didefinisikan sebagai kejadian yang terjadi akibat atau berkaitan dengan pekerjaan dan bisa menyebabkan cedera atau penyakit akibat kerja. Menurut standar ISO 45001, kecelakaan kerja disebut sebagai:  

“Occurrence arising out of, or in the course of, work that could or does result in injury and ill health.” 

Sementara itu, Hollnagel (2004) mendefinisikan kecelakaan sebagai peristiwa yang tiba-tiba, tidak diinginkan, dan berkaitan dengan aktivitas manusia—bukan semata-mata akibat faktor alam.  

Nah, untuk memahami lebih dalam tentang penyebab kecelakaan kerja, yuk kita kupas satu per satu teori yang ada!  

 

Baca juga : Peran Krusial Ahli K3 dalam Mencegah Kecelakaan Kerja di Berbagai Industri

 

Jenis Penyebab Kecelakaan Kerja  

Secara umum, penyebab kecelakaan kerja bisa dikategorikan dalam konsep T-O-P, yaitu:  

1. Teknikal

  • Berkaitan dengan perangkat keras seperti mesin, alat produksi, transportasi, atau infrastruktur lainnya.  
  • Contoh: Mesin yang tidak terawat, kegagalan sistem, atau alat pelindung diri (APD) yang tidak sesuai standar.  

2. Organisasional

  • Berhubungan dengan sistem manajemen seperti prosedur kerja, kebijakan keselamatan, atau pengawasan yang kurang efektif.  
  • Contoh: Tidak adanya SOP yang jelas, kurangnya pelatihan, atau komunikasi yang buruk antar pekerja.  

3. Personel

  • Meliputi faktor manusia seperti kebiasaan, sikap, atau kondisi psikologis pekerja.  
  • Contoh: Kurang fokus, kelelahan, sifat tergesa-gesa, atau tidak mematuhi aturan keselamatan.  

Dengan memahami ketiga faktor ini, perusahaan dapat mengambil langkah strategis untuk mengurangi potensi kecelakaan kerja.  

 

Fase Perkembangan Teori Kecelakaan Kerja  

Seiring waktu, para ahli mengembangkan berbagai teori tentang penyebab kecelakaan kerja. Menurut OHS Body of Knowledge, ada tiga fase utama dalam perkembangan teori kecelakaan kerja, yaitu:  

1. Fase Model Simpel Linear  

Model ini beranggapan bahwa kecelakaan terjadi karena serangkaian peristiwa yang berurutan dan saling berkaitan. Jika salah satu faktor penyebab dihilangkan, maka kecelakaan bisa dicegah.  

Contohnya adalah Teori Domino Heinrich, yang menyatakan bahwa kecelakaan terjadi karena faktor yang berturut-turut, seperti kondisi kerja yang berbahaya dan tindakan tidak aman dari pekerja.  

2. Fase Model Kompleks Linear  

Model ini lebih kompleks dari teori sebelumnya. Kecelakaan dianggap sebagai hasil dari kombinasi tindakan tidak aman dan bahaya laten dalam sistem yang membentuk garis lurus.  

Fokus utama dalam model ini adalah memperkuat penghalang dan pertahanan agar kecelakaan tidak terjadi. Contoh penerapan teori ini bisa dilihat dalam pendekatan Swiss Cheese Model, di mana kecelakaan terjadi ketika celah dalam berbagai lapisan pertahanan sejajar dan menciptakan jalur bagi insiden terjadi.  

3. Fase Model Kompleks Non-Linear 

Dalam fase ini, kecelakaan kerja tidak hanya dianggap sebagai hasil dari faktor berurutan, tetapi sebagai kombinasi berbagai variabel yang saling berinteraksi dalam kondisi dunia nyata.  

Menurut Hollnagel, kecelakaan hanya bisa dipahami dan dicegah jika kita mengerti bagaimana berbagai faktor ini saling berhubungan. Oleh karena itu, pendekatan manajemen risiko berbasis Safety-II lebih ditekankan, di mana sistem kerja terus dipantau dan diperbaiki secara berkelanjutan.  

 

Baca juga : Kasus Kecelakaan Kerja Di Industri, Begini Cara Penanganannya

 

Model Teori Kecelakaan Kerja

Model Simple Linear  

1. Teori Domino Heinrich

Teori ini merupakan teori pertama yang menjelaskan penyebab kecelakaan secara berurutan seperti efek domino. Heinrich mengidentifikasi lima faktor penyebab kecelakaan:  

  • Lingkungan sosial atau asal (ancestry)  
  • Kesalahan manusia  
  • Perilaku tidak aman atau bahaya mekanik dan fisik  
  • Kecelakaan  
  • Luka  

Menurut teori ini, kecelakaan dapat dicegah dengan menghilangkan salah satu faktor dalam urutan tersebut, terutama perilaku tidak aman dan bahaya mekanik.  

2. Teori Bird dan Germain’s Loss Causation

Bird dan Germain (1985) mengembangkan teori domino Heinrich dengan menambahkan aspek manajemen sebagai faktor yang berperan dalam kecelakaan. Model ini menggambarkan hubungan antara penyebab dan efek kecelakaan secara lebih kompleks, dengan pendekatan multi-linear yang dikenal sebagai **Loss Causation Model.  

 

Model Kompleks Linear

3. Model Energy-Damage 

Dikembangkan oleh Gibson (1961) dan disempurnakan oleh Viner (1991), model ini menjelaskan bahwa luka atau kerusakan terjadi akibat energi yang tidak terkendali mengenai pekerja. Faktor utama dalam model ini adalah:  

  • Hazard: Sumber energi yang dapat menyebabkan kecelakaan  
  • Space Transfer Mechanism: Mekanisme yang membawa energi ke pekerja  
  • Recipient Boundary: Area yang terpapar energi dan berisiko mengalami cedera  

Pencegahan kecelakaan dilakukan dengan mengendalikan energi melalui penghalang fisik, pengaman, atau prosedur kerja.  

4. Model Urutan Waktu (Time Sequential Model)  

Benner (1975) mengidentifikasi empat kelemahan teori domino dan mengembangkan model baru yang lebih sistematis. Model ini menekankan pada:  

  • Penentuan awal dan akhir kecelakaan  
  • Urutan kejadian dalam dimensi waktu  
  • Faktor-faktor relevan yang terlibat dalam kecelakaan  
  • Pemanfaatan metode pemetaan untuk menganalisis penyebab kecelakaan  

5. Model Epidemiologikal

Model ini mengadaptasi konsep epidemiologi dalam studi kecelakaan kerja. Gordon (1949) menjelaskan bahwa kecelakaan terjadi akibat kombinasi faktor manusia, agen, dan lingkungan. Model ini kemudian diperluas oleh Benner (1975), yang menyatakan bahwa kecelakaan terjadi akibat interaksi antara kondisi lingkungan dan faktor penyebab lainnya yang memiliki efek negatif pada individu.  

6. Model Sistemik  

Pada tahun 1980-an, para ahli menyadari bahwa model kecelakaan sebelumnya tidak sepenuhnya mencerminkan realitas. James Reason (1990) mengembangkan Swiss Cheese Model, yang menunjukkan bahwa kecelakaan bukan hanya akibat kesalahan individu (active errors), tetapi juga faktor organisasional yang lebih luas (latent conditions).  

Model ini membawa perubahan besar dalam pendekatan keselamatan kerja, yaitu:  

  • Dari pendekatan personal ke sistemik  
  • Dari menyalahkan individu ke analisis faktor organisasi  
  • Dari fokus pada kesalahan aktif ke kondisi laten  

Pendekatan ini kemudian berkembang menjadi Reason Model on Systems Safety, yang menekankan pentingnya penguatan sistem pertahanan untuk mencegah kecelakaan.  

Model Kompleks Non-Linear 

7. STAMP (System Theoretic Accident Model and Process) 

Dikembangkan oleh Leveson, model ini berfokus pada kegagalan pengendalian risiko sebagai penyebab utama kecelakaan. STAMP menekankan pada analisis sistem secara menyeluruh untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan. Namun, model ini kurang banyak digunakan dalam praktik karena tidak memiliki hubungan langsung dengan metode pengumpulan data keselamatan kerja yang umum digunakan.  

8. FRAM (Functional Resonance Accident Model)  

Model ini diperkenalkan oleh Erik Hollnagel dan menjadi model investigasi kecelakaan pertama yang menggunakan pendekatan tiga dimensi. FRAM menyadari bahwa berbagai faktor seperti manusia, teknologi, dan kondisi laten tidak bekerja secara linear, melainkan saling berinteraksi dalam sistem yang kompleks.  

FRAM berfokus pada bagaimana berbagai fungsi dalam suatu organisasi saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Model ini membantu memahami variabilitas dalam sistem kerja dan bagaimana variabilitas tersebut dapat dikelola untuk mencegah kecelakaan.  

 

Baca juga : Cara Mengurangi Kecelakaan Kerja dengan Program K3 Nasional 2024-2029: Tantangan dan Solusi

 

Rekomendasi Pelatihan Ahli K3 Umum  

Keselamatan kerja bukan hanya sekadar kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga investasi untuk masa depan perusahaan dan tenaga kerja. Dengan berbagai model teori kecelakaan kerja yang telah dibahas, jelas bahwa pencegahan kecelakaan memerlukan pendekatan sistematis dan terstruktur. Pelatihan Ahli K3 Umum dari Synergy Solusi hadir untuk membekali Anda dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mengidentifikasi, menganalisis, serta mengendalikan risiko kecelakaan kerja secara efektif.  

pelatihan ahli k3 umum

Bergabung dalam pelatihan ini akan memberikan Anda keunggulan kompetitif sebagai tenaga ahli K3 yang bersertifikasi dan diakui oleh Kementerian Ketenagakerjaan RI. Didukung oleh pengajar profesional dan kurikulum berbasis praktik terbaik industri, Anda akan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3). 

Jangan tunda lagi! Daftarkan diri Anda sekarang melalui link berikut ini [LINK] dan jadilah bagian dari tenaga kerja yang berkontribusi dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif.  

Kesimpulan 

Penerapan keselamatan kerja yang efektif memerlukan pemahaman mendalam mengenai berbagai model teori kecelakaan kerja. Dari model linear seperti teori domino hingga pendekatan sistemik dan non-linear seperti Swiss Cheese Model dan FRAM, setiap teori memberikan wawasan penting dalam menganalisis penyebab serta cara pencegahan kecelakaan kerja. Dengan memahami berbagai model ini, perusahaan dapat merancang strategi keselamatan yang lebih proaktif dan adaptif terhadap tantangan di tempat kerja.  

Investasi dalam pelatihan K3 menjadi langkah krusial dalam membangun budaya keselamatan yang berkelanjutan. Pelatihan Ahli K3 Umum dari Synergy Solusi menjadi solusi tepat bagi individu dan perusahaan yang ingin meningkatkan kompetensi di bidang keselamatan kerja. Dengan keahlian yang diperoleh, risiko kecelakaan dapat diminimalkan, efisiensi kerja meningkat, serta lingkungan kerja menjadi lebih aman dan sehat bagi semua pihak.  

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)  

  1. Apa itu teori kecelakaan kerja?
    Teori kecelakaan kerja adalah berbagai model yang digunakan untuk menganalisis penyebab kecelakaan dan bagaimana cara mencegahnya, seperti teori domino Heinrich, Swiss Cheese Model, dan FRAM.
  1. Mengapa memahami teori kecelakaan kerja itu penting?
    Memahami teori kecelakaan kerja membantu perusahaan dan tenaga kerja dalam mengidentifikasi faktor risiko, mengembangkan strategi pencegahan, serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman.
  1. Apa manfaat mengikuti Pelatihan Ahli K3 Umum?
    Pelatihan ini memberikan pemahaman mendalam tentang sistem keselamatan kerja, membantu dalam penerapan kebijakan K3 di perusahaan, serta meningkatkan peluang karir dengan sertifikasi resmi dari Kementerian Ketenagakerjaan RI.
  1. Siapa yang bisa mengikuti Pelatihan Ahli K3 Umum di Synergy Solusi?
    Pelatihan ini cocok untuk para profesional di bidang K3, manajer keselamatan, supervisor, dan siapa saja yang ingin meningkatkan kompetensi dalam bidang K3.
  1. Apakah pelatihan ini dilakukan secara online atau tatap muka?
    Synergy Solusi menyediakan pelatihan dalam berbagai format, baik secara online maupun tatap muka, sesuai kebutuhan peserta.

 

Rate this post
Bagikan halaman ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment