April 10, 2025

7 Proses Pekerja di Ketinggian: Potensi Bahaya, Risiko, dan Cara Pengendaliannya

7 Proses Pekerja di Ketinggian: Potensi Bahaya, Risiko, dan Cara Pengendaliannya

Pekerjaan di ketinggian, seperti memasang scaffolding atau merawat tangki, memang penuh tantangan dan risiko. Tanpa pengendalian yang tepat, bahaya bisa datang kapan saja. Namun, dengan pemahaman yang baik tentang risiko dan langkah pengendalian yang tepat, keselamatan pekerja bisa terjaga.

Artikel ini akan membahas tujuh proses penting saat bekerja di ketinggian. Kami akan mengajak Anda untuk mengenali bahaya yang mungkin muncul, menganalisis risikonya, dan mengetahui cara mengendalikannya dengan mudah.Ā 

1. Mobilisasi Peralatan dan Material: Bahaya Datang dari Awal Pekerjaan

Tahapan awal ini sering dianggap sepele, padahal justru menyimpan banyak potensi bahaya. Saat alat berat seperti crane mulai masuk area kerja, risiko pun ikut datang, mulai dari alat berat yang gagal dikendalikan, debu yang beterbangan, sampai ancaman hewan kecil atau mikroorganisme yang muncul dari semak atau area terbuka.

Jangan remehkan pula risiko-risiko kecil seperti tersandung, terjepit, atau terkena benda tajam. Kalau tidak dikendalikan, hal-hal sepele ini bisa berubah jadi kecelakaan serius.

Apa yang harus dilakukan?Ā Ā 

Mulailah dengan memastikan semua kendaraan dan alat berat sudah punya izin lengkap, mulai dari SIM, STNK, sampai sertifikasi alat (SIO). Jangan lupa pasang rambu peringatan yang jelas di sekitar lokasi. Koordinasi dengan tim HSE dan user juga penting, supaya semua orang tahu apa yang sedang terjadi.

Selain itu, housekeeping sebelum dan sesudah mobilisasi wajib dilakukan untuk menjaga area tetap bersih dan aman. Dan tentu saja, pastikan semua pekerja memakai APD lengkap karena keselamatan dimulai dari perlindungan diri.

 

Baca juga : Jangan Diabaikan, Ini 15 APD Bekerja di Ketinggian (Roofing System)

 

2. Persiapan Material Scaffolding: Terlihat Ringan, Tapi Penuh Risiko

Meski hanya tahap persiapan, pekerjaan ini tetap menyimpan banyak potensi bahaya. Material yang rusak bisa membahayakan saat digunakan. Belum lagi risiko low back pain karena cara angkat yang salah, atau dehidrasi akibat kerja di bawah panas matahari. Tersandung, terbentur, hingga tertimpa material juga jadi ancaman nyata jika area tidak ditata dengan baik.

Risikonya bukan cuma lecet atau memar. Cedera otot, kelelahan, bahkan insiden serius bisa terjadi kalau pekerja tidak siap atau area tidak layak.

Pengendalian dimulai dari hal-hal sederhana tapi penting: Pastikan semua pekerja menggunakan APD lengkap dan area kerja diberi barricade agar tetap aman. Jangan lupa, air minum harus selalu tersedia untuk menghindari dehidrasi. Sebelum mulai kerja, cek dulu kelayakan area dan lakukan JSA (Job Safety Analysis) agar potensi bahaya bisa diantisipasi sejak awal.

 

3. Pemasangan Scaffolding: Fokus Tinggi, Risiko Tinggi

Kerja di ketinggian bukan untuk yang setengah-setengah. Pemasangan scaffolding adalah momen krusial di sinilah risiko mulai nyata. Alat bisa terjatuh, papan pijakan bisa licin, tali lanyard bisa melilit, dan gerakan yang berulang bikin tubuh cepat lelah.

Bahaya seperti ini bisa berujung fatal: terpeleset, jatuh dari ketinggian, hingga cedera serius. Dan semua itu bisa terjadi dalam hitungan detik kalau pengaman tidak maksimal.

Apa yang harus dilakukan? Pastikan scaffolding sudah ditag ā€œhijauā€ oleh tim HSSE. Ini tanda bahwa struktur aman digunakan. Gunakan body harness dan kaitkan ke titik yang kokoh. Lengkapi area dengan barricade, dan pastikan semua pekerja mengenakan APD sesuai standar. Tapi yang paling penting: hanya pekerja yang kompeten dan punya pelatihan yang boleh naik ke atas. Di ketinggian, tidak ada ruang untuk coba-coba.

4. Pemasangan Terpal: Kelihatannya Sederhana, Tapi Penuh Tantangan

Meski terlihat seperti pekerjaan ringan, pemasangan terpal justru menyimpan banyak jebakan berbahaya. Permukaan kerja bisa licin, pekerja bisa terpeleset, terbentur, atau bahkan jatuh dari ketinggian. Belum lagi debu halus dari partikel yang beterbangan bisa mengiritasi mata dan saluran pernapasan.

Risikonya? Mulai dari cedera ringan seperti terbentur dan jatuh, sampai gangguan pernapasan serius akibat paparan partikel halus yang tak terlihat.

Karena itu, pastikan pengendalian dilakukan dengan benar. Gunakan masker N95 dan APD lengkap sesuai jenis pekerjaan. Scaffolding yang digunakan harus sudah ditag hijau. Artinya lolos inspeksi dan aman. Koordinasi dengan HSE penting untuk memastikan prosedur keselamatan berjalan.Ā 

Jangan lupa pasang pagar pelindung untuk mencegah partikel menyebar dan membahayakan pekerja lain di sekitar area. Terpal mungkin ringan, tapi risikonya tetap berat kalau disepelekan.

 

Baca juga : Horizontal Lifeline System: Solusi Modern untuk Pekerjaan Aman di Ketinggian

 

5. Brushing Tangki: Kecil Gerakannya, Besar Risikonya

Brushing atau menggosok permukaan tangki sering dianggap pekerjaan ā€œringanā€. Tapi justru di sinilah bahaya sering tersembunyi. Gerakan berulang bisa menyebabkan carpal tunnel syndrome, posisi kerja di ketinggian meningkatkan risiko jatuh, dan partikel debu halus dari tangki bisa mengiritasi mata serta saluran pernapasan.

Risikonya bukan cuma cedera ringan. Jika dibiarkan, brushing bisa menyebabkan gangguan kesehatan jangka panjang dan potensi kecelakaan serius.

Untuk mencegah hal itu, pastikan pekerja menggunakan APD lengkap, termasuk masker pelindung partikel. Koordinasi dengan pengawas dan tim HSE sangat penting agar prosedur keselamatan tetap terjaga. Siapkan juga kotak P3K dan pagar pembatas di sekitar area kerja. Karena brushing mungkin terlihat sederhana, tapi butuh perhatian ekstra agar tetap aman dari awal sampai selesai.

6. Painting Tangki: Seni yang Penuh Risiko

Mengecat tangki bukan hanya soal warna yang indah, tetapi juga soal mengatasi risiko yang bisa membahayakan keselamatan. Tekanan dari compressor bisa sangat berbahaya, dan bahan kimia seperti cat yang digunakan memiliki potensi iritasi atau bahkan ledakan jika tidak hati-hati. Belum lagi risiko drop object, kebisingan yang mengganggu, dan suhu panas yang bisa memperburuk kondisi.

Risikonya jauh lebih besar dari sekadar cat yang tumpah bisa berujung pada cedera serius atau gangguan pernapasan yang jangka panjang.

Untuk menghindari masalah tersebut, penting untuk menggunakan masker respirator, body harness, dan APD lengkap agar seluruh tubuh terlindungi. Sebelum mulai, pastikan juga untuk melakukan gas test untuk memeriksa kualitas udara. Jangan lupa menyediakan tempat pembuangan limbah B3 yang tepat, dan siapkan APAR serta P3K sebagai langkah preventif. Menghiasi tangki dengan cat bukan hanya soal estetika, tetapi soal menjaga keselamatan di setiap langkah.

7. Pembongkaran Scaffolding: Menurunkan Risiko, Menjaga Keamanan

Pembongkaran scaffolding bisa terlihat sederhana, tapi risikonya sangat besar. Drop object yang jatuh tiba-tiba bisa menimbulkan bahaya serius. Selain itu, gerakan monoton dan papan licin bisa membuat pekerja rentan terhadap kecelakaan, seperti tersandung atau bahkan terjepit oleh material yang ada.

Risikonya sangat nyata, bisa menyebabkan cedera serius akibat kelalaian atau penggunaan peralatan yang tidak aman.

Untuk menghindari hal ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memastikan JSA (Job Safety Analysis) dilakukan sebelum memulai pekerjaan. Pastikan semua pekerja kompeten dan sudah terlatih dalam prosedur keselamatan. Gunakan APD lengkap dan pasang barricade untuk membatasi area kerja.Ā 

Terakhir, lakukan koordinasi yang matang dengan pengawas dan HSE untuk memastikan semua prosedur keamanan dijalankan dengan baik. Pembongkaran scaffolding bukan hanya soal membongkar struktur, tetapi juga tentang memastikan setiap langkah aman dan terkendali.

 

Baca juga : Identifikasi Potensi Bahaya Bekerja di Ketinggian (Working at Height) dan Cara Mengendalikan Bahaya

 

Pentingnya Supervisi dalam Keselamatan Pekerjaan di Ketinggian

Pekerjaan di ketinggian membawa risiko besar, tetapi dengan supervisi yang tepat, kita bisa mencegah kecelakaan yang tidak diinginkan. Supervisi bukan hanya tentang memeriksa alat atau memastikan pekerja mematuhi prosedur, tetapi juga memastikan mereka siap menghadapi risiko yang ada.

Fokus Supervisi yang Efektif:

  1. Kompetensi Pekerja
    Pekerja yang terlatih lebih aman dan lebih siap dalam mengatasi bahaya.
  1. Izin Kerja Lengkap
    Pastikan izin kerja dipenuhi agar pekerjaan dilakukan sesuai prosedur yang benar.
  1. Inspeksi Peralatan Rutin
    Periksa peralatan secara berkala agar selalu dalam kondisi terbaik.
  2. Kesiapan Darurat
    Selalu siap menghadapi keadaan darurat dengan prosedur dan peralatan yang tepat.

Untuk memastikan keselamatan lebih maksimal, K3 Supervisi Perancah dari Synergy Solusi adalah pilihan yang tepat. Pelatihan ini mengajarkan cara mengawasi pekerjaan di ketinggian dengan aman dan efektif, sehingga kecelakaan dapat diminimalisir.

Pastikan setiap pekerjaan di ketinggian dilakukan dengan standar keselamatan terbaik. Ambil langkah untuk meningkatkan pengawasan dan keterampilan dengan K3 Supervisi Perancah!

Baca juga : 15 Langkah Keselamatan yang Harus Diterapkan Saat Bekerja di Ketinggian untuk Menghindari Risiko

 

Kesimpulan

Pekerjaan di ketinggian memang penuh dengan tantangan dan potensi bahaya. Namun, dengan perencanaan yang baik, penggunaan perlengkapan yang tepat, serta pelatihan dan pengawasan yang memadai, risiko dapat diminimalkan. Setiap langkah pengendalian yang diterapkan akan sangat berpengaruh pada keselamatan pekerja dan kelancaran proyek.

Investasi dalam keselamatan kerja bukan hanya untuk melindungi tenaga kerja, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga reputasi perusahaan. Dengan menerapkan standar keselamatan yang ketat, perusahaan tidak hanya mengurangi risiko kecelakaan, tetapi juga membangun kepercayaan dan meningkatkan kinerja jangka panjang.

FAQ : Proses Pekerja di Ketinggian

  1. Apa itu ā€œtag in hijauā€ pada scaffolding?
    Tag in hijau menunjukkan bahwa scaffolding telah melewati pemeriksaan keselamatan yang ketat dan dinyatakan aman untuk digunakan, memberikan kepastian bahwa struktur tersebut memenuhi standar keamanan.
  2. Kenapa pekerja harus kompeten?
    Karena pekerjaan di ketinggian memiliki risiko tinggi. Pekerja yang terlatih dan kompeten dapat mengidentifikasi bahaya lebih awal, mengurangi kemungkinan kecelakaan, dan memastikan keselamatan diri sendiri serta rekan kerja.
  3. Apa beda risiko dan bahaya?
    Bahaya adalah sumber potensi kecelakaan atau kerusakan, seperti peralatan yang rusak atau kondisi lingkungan yang berbahaya. Risiko, di sisi lain, adalah kemungkinan dan dampak dari terjadinya kecelakaan atau kerusakan akibat bahaya tersebut.
  4. Kapan gas test diperlukan?
    Gas test sangat penting dilakukan sebelum pekerjaan dimulai di area yang tertutup atau terbatas, seperti tangki, untuk memastikan kualitas udara aman dan bebas dari zat berbahaya yang dapat membahayakan kesehatan pekerja.
  5. Apa pentingnya barricade di lokasi kerja?
    Barricade berfungsi untuk mengamankan area berisiko tinggi dengan mencegah akses orang yang tidak berwenang, serta melindungi pekerja dari potensi gangguan atau kecelakaan yang disebabkan oleh aktivitas luar yang dapat mempengaruhi keselamatan.
Rate this post
Bagikan halaman ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment