Dalam dunia industri, khususnya yang bergerak di bidang bahan kimia, isu keselamatan kerja menjadi perhatian utama. Salah satu peran penting yang hadir untuk mengawasi dan menjaga keselamatan kerja adalah Petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia. Meskipun terdengar mirip, keduanya memiliki perbedaan mendasar dari segi kualifikasi, tanggung jawab, hingga wewenang dalam struktur organisasi K3.
Lantas, apa sebenarnya perbedaan antara Petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia? Apa saja tugas masing-masing dan regulasi yang mengatur keberadaan mereka? Mari kita kupas tuntas dalam artikel berikut.
Pengertian Petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia
Petugas K3 Kimia
Petugas K3 Kimia adalah tenaga teknis yang bertugas membantu pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan yang menggunakan atau menghasilkan bahan kimia berbahaya. Posisi ini umumnya berada di level pelaksana atau pengawas lapangan.
Ahli K3 Kimia
Ahli K3 Kimia adalah seseorang yang telah memiliki sertifikasi resmi dari Kementerian Ketenagakerjaan dan bertugas secara strategis serta teknis dalam merancang, menerapkan, dan mengevaluasi sistem manajemen K3 berbasis bahan kimia.
Ahli K3 Kimia biasanya memiliki wewenang untuk memberikan rekomendasi kebijakan K3 dan berperan dalam pengambilan keputusan penting.
Perbedaan Utama: Kualifikasi dan Tanggung Jawab
1. Kualifikasi Pendidikan
Perbedaan mencolok dimulai dari latar belakang pendidikan. Petugas K3 Kimia umumnya berasal dari lulusan SMK atau D3 yang relevan dengan bidang teknik atau kimia. Pendidikan ini cukup untuk memahami dasar-dasar keselamatan kerja dan teknis operasional.
Sebaliknya, Ahli K3 Kimia harus memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 di bidang teknik kimia, kimia murni, farmasi, atau bidang sains lain yang berkaitan. Hal ini karena peran mereka menuntut analisis risiko yang mendalam, pemahaman terhadap regulasi, serta kemampuan menyusun sistem manajemen yang komprehensif.
2. Sertifikasi
Petugas K3 Kimia bisa menjalankan tugasnya setelah mengikuti pelatihan teknis singkat tentang K3 Kimia dan mendapatkan sertifikat pelatihan teknis dari lembaga pelatihan K3. Sertifikat ini bersifat non-struktural namun penting untuk pembuktian kompetensi teknis.
Sebaliknya, Ahli K3 Kimia wajib memiliki sertifikat resmi dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Sertifikasi ini diperoleh melalui pelatihan intensif selama sekitar dua minggu dan hanya diberikan kepada peserta yang memenuhi syarat pendidikan serta lulus ujian. Sertifikat Ahli K3 Kimia bersifat nasional dan diakui oleh regulator.
3. Fungsi dan Lingkup Tugas
Petugas K3 Kimia berfungsi sebagai pelaksana SOP K3 di lapangan. Mereka bertanggung jawab terhadap kepatuhan prosedur, penggunaan alat pelindung diri, pengecekan peralatan keselamatan, serta membantu pelaksanaan pelatihan dasar.
Sedangkan Ahli K3 Kimia memiliki peran yang jauh lebih strategis. Mereka bertugas menyusun kebijakan keselamatan kimia, melakukan analisis risiko, menyusun SOP, mengevaluasi sistem pengendalian bahaya, serta menjadi jembatan antara manajemen dan pengawas dalam aspek K3. Mereka juga sering terlibat dalam audit K3 internal dan eksternal.
4. Posisi dalam Struktur Organisasi
Secara organisasi, Petugas K3 Kimia menempati level teknis atau pelaksana. Mereka berada di bawah supervisi ahli atau manajer K3 dan bertanggung jawab atas area atau unit kerja tertentu.
Sementara itu, Ahli K3 Kimia menempati posisi strategis seperti supervisor, koordinator, atau bahkan manajer HSE. Mereka memiliki otoritas dalam penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan terkait keselamatan kimia di perusahaan.
5. Kewenangan
Kewenangan Petugas K3 Kimia terbatas pada implementasi prosedur di lapangan. Mereka tidak memiliki wewenang untuk merancang sistem atau mengambil keputusan kebijakan K3.
Sebaliknya, Ahli K3 Kimia memiliki kewenangan penuh dalam pengembangan sistem, konsultasi kepada pimpinan perusahaan, hingga bertanggung jawab sebagai representatif perusahaan dalam audit K3 atau inspeksi oleh instansi pemerintah.
Baca juga : Peran Krusial Ahli K3 dalam Mencegah Kecelakaan Kerja di Berbagai Industri
Tugas dan Tanggung Jawab Lengkap
Tugas Petugas K3 Kimia
- Mengawasi penggunaan bahan kimia sesuai SOP.
- Memastikan pekerja menggunakan APD yang tepat.
- Melakukan pengecekan dan inspeksi rutin terhadap peralatan.
- Mencatat dan melaporkan potensi bahaya atau insiden.
- Mendukung pelaksanaan pelatihan teknis kepada pekerja.
Tugas Ahli K3 Kimia
- Menyusun dan merevisi kebijakan keselamatan bahan kimia.
- Melakukan penilaian risiko dan studi kelayakan.
- Mengembangkan sistem manajemen K3 berbasis kimia.
- Memimpin investigasi insiden dan menyusun laporan analisis akar masalah.
- Berperan sebagai narasumber pelatihan dan pendamping audit eksternal.
Baca juga : Tugas dan Wewenang Ahli K3 Spesialis Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Regulasi yang Mengatur Profesi K3 Kimia
Beberapa regulasi penting yang mengatur posisi dan peran tenaga K3 Kimia antara lain:
- UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, menjadi dasar hukum pelaksanaan K3 di seluruh sektor industri.
- Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang K3 Lingkungan Kerja, mengatur detail tentang pengendalian paparan bahan kimia dan kewajiban perusahaan.
- Permenakertrans No. PER.02/MEN/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dalam lingkungan kerja dengan potensi bahaya kimia.
Regulasi ini secara tidak langsung mewajibkan industri dengan risiko bahan kimia tinggi untuk memiliki sistem manajemen K3 dan tenaga ahli bersertifikat.
Mengapa Perusahaan Butuh Ahli K3 Kimia Bersertifikat?
Perusahaan yang menangani bahan kimia berbahaya wajib menunjukkan komitmen terhadap keselamatan kerja. Salah satu wujud konkret adalah dengan memiliki Ahli K3 Kimia bersertifikat. Selain mengurangi risiko kecelakaan kerja, keberadaan tenaga ahli ini juga memperkuat posisi perusahaan dalam audit eksternal dan proses sertifikasi ISO.
Jika Anda ingin meningkatkan kompetensi K3 di perusahaan atau bagi Anda yang ingin berkarier sebagai profesional keselamatan kimia, Anda bisa mengikuti pelatihan resmi dari Synergy Solusi – ISC Safety School. Program pelatihannya sudah terakreditasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan dan dibimbing langsung oleh instruktur berpengalaman.
Baca juga : 8 Peran Utama Ahli K3 Umum yang Meningkatkan Keselamatan Kerja dan Efisiensi Industri
Kesimpulan
Petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia memiliki peran yang sama-sama penting, namun berbeda secara fundamental. Petugas bertanggung jawab secara teknis, sedangkan Ahli K3 Kimia bertindak strategis dan memiliki kewenangan penuh dalam manajemen K3. Keberadaan keduanya mendukung satu tujuan besar: menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan produktif.
FAQ (Pertanyaan Umum)
- Apa perbedaan paling mendasar antara Petugas dan Ahli K3 Kimia?
Perbedaannya terletak pada kualifikasi, wewenang, dan tingkat tanggung jawab. Ahli K3 Kimia memiliki sertifikasi resmi dan peran strategis, sedangkan Petugas K3 Kimia berperan teknis dan operasional. - Apakah semua perusahaan wajib memiliki Ahli K3 Kimia?
Perusahaan dengan risiko bahan kimia tinggi wajib memiliki Ahli K3 Kimia yang tersertifikasi Kemnaker. - Apakah lulusan D3 bisa menjadi Ahli K3 Kimia?
Tidak. Minimal pendidikan untuk mengikuti pelatihan Ahli K3 Kimia adalah S1 dengan jurusan relevan. - Apa keuntungan mengikuti pelatihan Ahli K3 Kimia?
Meningkatkan kompetensi profesional, membuka peluang karier lebih luas, serta memenuhi regulasi pemerintah. - Berapa lama pelatihan Ahli K3 Kimia?
Umumnya 12 hari kerja, termasuk ujian akhir dan penerbitan sertifikat. - Apa saja risiko jika perusahaan tidak memiliki tenaga K3 Kimia?
Tingginya risiko kecelakaan, pencemaran lingkungan, denda hukum, hingga pencabutan izin usaha. - Bagaimana peran Ahli K3 Kimia dalam audit?
Mereka bertanggung jawab dalam menyusun dokumen, mendampingi proses audit, dan menjawab temuan auditor. - Di mana saya bisa mengikuti pelatihan Ahli K3 Kimia?
Anda bisa mendaftar di Synergy Solusi yang sudah terpercaya dan terakreditasi secara nasional.