March 13, 2025

Mengenal Lebih Dalam Swiss Cheese Theory di Dunia K3

Mengenal Lebih Dalam Swiss Cheese Theory di Dunia K3

Swiss Cheese Theory atau Model Keju Swiss adalah konsep yang sering digunakan dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk memahami bagaimana kecelakaan atau insiden dapat terjadi meskipun telah ada berbagai lapisan pengaman atau kontrol. 

Teori ini diinisiasi oleh Profesor James Reason, seorang psikolog dari University of Manchester, yang dikenal atas kontribusinya dalam studi tentang human error dan keselamatan organisasi.

Sejarah Singkat Swiss Cheese Theory

Pada tahun 1990, James Reason memperkenalkan diagram yang menggambarkan elemen manusia dalam penyebab kecelakaan, yang kemudian dikenal sebagai Swiss Cheese Model. Nama “keju Swiss” diambil karena analoginya dengan keju Swiss yang memiliki lubang-lubang; setiap lapisan keju mewakili pengaman atau kontrol dalam sistem, sementara lubang-lubang tersebut mewakili kelemahan atau celah dalam setiap lapisan. Ketika lubang-lubang ini sejajar, sebuah jalur terbuka bagi terjadinya kecelakaan atau insiden.

 

Baca juga : Perbedaan audit K3 dan inspeksi K3

 

Komponen Utama dalam Swiss Cheese Theory

1.Defenses, Barriers, and Safeguards (Pertahanan, Pembatas, dan Pelindung)

Ini adalah lapisan-lapisan pengaman yang dirancang untuk melindungi sistem dari kegagalan, seperti alarm, prosedur operasi standar, dan alat pelindung diri.
2.Holes (Lubang)

Kelemahan atau celah dalam setiap lapisan pengaman yang dapat muncul karena berbagai alasan, termasuk kesalahan manusia atau kegagalan teknis.
3.Active Failures (Kegagalan Aktif)

Kesalahan yang terjadi akibat tindakan tidak aman yang dilakukan oleh individu yang berinteraksi langsung dengan sistem, seperti operator atau pekerja lapangan.
4.Latent Conditions (Kondisi Laten)

Kondisi tersembunyi yang dapat melemahkan sistem pertahanan, seperti keputusan manajemen yang kurang tepat atau desain sistem yang cacat.

 

Baca juga : 8 Poin Penting Audit K3 yang Harus Diketahui 


Penerapan Swiss Cheese Theory dalam K3

Dalam konteks K3, Swiss Cheese Theory digunakan untuk menganalisis dan mencegah kecelakaan kerja dengan mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan dalam setiap lapisan pengaman. Misalnya, sebuah perusahaan dapat menerapkan teori ini dengan:

  • Evaluasi Prosedur Operasional
    Meninjau dan memperbarui prosedur kerja untuk memastikan tidak ada celah yang dapat menyebabkan kecelakaan.
  • Pelatihan Karyawan
    Memberikan pelatihan rutin kepada karyawan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam mengenali dan mengatasi potensi bahaya.
  • Peningkatan Desain Sistem
    Memastikan bahwa peralatan dan lingkungan kerja dirancang dengan mempertimbangkan aspek keselamatan untuk meminimalkan risiko kegagalan.

 

Baca juga : Peran Krusial Ahli K3 dalam Mencegah Kecelakaan Kerja di Berbagai Industri

 

Studi Kasus: Kecelakaan Kereta Api di Petarukan, Indonesia

Pada 2 Oktober 2010, terjadi kecelakaan antara KA Senja Utama dan KA Argobromo Anggrek di Stasiun Petarukan, Indonesia. Investigasi menggunakan kerangka kerja Swiss Cheese Model mengungkap beberapa faktor penyebab, antara lain:

  • Keputusan yang Dapat Salah (Fallible Decisions)
    Kurangnya peraturan yang jelas terkait peran dan tanggung jawab masinis dan asisten masinis.
  • Defisiensi Manajemen Lini (Line Management Deficiencies)
    Kurangnya sosialisasi mengenai peran antara supervisor dan masinis, serta tidak adanya peralatan keselamatan yang memadai.
  • Prekondisi untuk Tindakan Tidak Aman (Preconditions for Unsafe Acts)
    Kelelahan fisik dan mental pada masinis akibat jadwal yang ketat dan istirahat yang minim.
  • Tindakan Tidak Aman (Unsafe Acts)
    Komunikasi yang tidak efektif antara supervisor dan masinis, serta kondisi kesehatan masinis yang menurun.
  • Pertahanan yang Tidak Memadai (Defences)
    Tidak adanya sistem pengereman otomatis yang efektif dan kurangnya peralatan keselamatan perjalanan kereta.

Kecelakaan ini menekankan pentingnya penerapan Swiss Cheese Theory dalam mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan sistem untuk mencegah terjadinya insiden serupa di masa depan.

 

Baca juga : Implementasi ISO 45001:2018 Panduan Langkah-demi-Langkah untuk Sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 

Peran Konsultan ISO 45001 dalam Implementasi K3

Untuk memastikan penerapan K3 yang efektif, banyak organisasi bekerja sama dengan konsultan ISO 45001. Konsultan ini membantu dalam:

  • Pengembangan Sistem Manajemen K3
    Membantu merancang dan mengimplementasikan sistem yang sesuai dengan standar internasional ISO 45001.
  • Pelatihan dan Edukasi
    Memberikan pelatihan kepada karyawan mengenai praktik terbaik dalam K3 dan memastikan kepatuhan terhadap prosedur keselamatan.
  • Audit dan Evaluasi
    Melakukan audit rutin untuk menilai efektivitas sistem manajemen K3 dan memberikan rekomendasi perbaikan.

Jika Anda ingin meningkatkan standar K3 di perusahaan Anda, konsultasikan dengan para ahli Konsultan ISO 45001 dari Synergy Solusi yang telah berpengalaman dalam membantu berbagai perusahaan mencapai kepatuhan K3 yang optimal..

Konsultasi Sistem Manajemen Terintegrasi (Mutu, K3, dan Lingkungan) Berdasarkan ISO 9001; ISO 45001; dan ISO 14001

 

Baca juga : Panduan Rambu K3 untuk Menciptakan Lingkungan Kerja yang Aman dan Nyaman

 

Kesimpulan

Swiss Cheese Theory menawarkan perspektif komprehensif dalam memahami dan mencegah kecelakaan kerja dengan menyoroti pentingnya mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan dalam setiap lapisan pengaman. Penerapan teori ini, didukung oleh standar seperti ISO 45001 dan bantuan dari konsultan profesional, dapat membantu organisasi menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan efisien.

FAQ

1. Apa itu Swiss Cheese Theory?

  • Swiss Cheese Theory adalah model yang menggambarkan bagaimana kecelakaan dapat terjadi akibat kelemahan atau celah dalam berbagai lapisan pengaman dalam sebuah sistem.

2. Siapa yang mencetuskan Swiss Cheese Theory?

  • Teori ini diperkenalkan oleh Profesor James Reason pada tahun 1990.

3. Bagaimana cara menerapkan Swiss Cheese Theory dalam K3?

  • Penerapan teori ini melibatkan evaluasi prosedur kerja, pelatihan keselamatan, serta peningkatan desain sistem dan pengawasan dalam organisasi.

4. Mengapa perusahaan membutuhkan ISO 45001?

  • ISO 45001 membantu perusahaan memastikan kepatuhan terhadap regulasi keselamatan kerja, meningkatkan efisiensi operasional, dan meminimalkan risiko kecelakaan.

5. Bagaimana cara mendapatkan sertifikasi ISO 45001?

Rate this post
Bagikan halaman ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment