October 4, 2023

Insiden Terus Terjadi? Terapkan Incident Management System dalam Menanggapi & Menanggulangi Insiden pada Kegiatan Operasional Perusahaan

Pentingnya Manajemen Insiden

Tidak peduli seberapa andal atau seberapa aman kereta api dirancang dan dioperasikan, insiden akan selalu terjadi, baik itu terkait dengan cuaca, masalah teknis atau manusia. Ada insiden yang tidak signifikan, ada yang berakibat serius, dan bahkan mungkin sangat parah. Semua insiden tersebut harus dikelola secara efektif dan profesional untuk memitigasi eskalasi dampaknya, menyelamatkan manusia, lingkungan, aset, dan memastikan kereta dapat melayani penumpang kembali secepat mungkin. 

Angka kecelakaan di seluruh sektor industri masih tergolong banyak ditemu, tidak dapat diasumsikan bahwa keadaan darurat yang serius atau lebih parah tidak akan terjadi di masa depan. Berdasarkan riwayat insiden di berbagai tempat mengungkapkan bahwa banyak insiden kecil yang dapat dengan mudah berkembang menjadi peristiwa yang mengancam keselamatan manusia jika tidak terdeteksi dan ditangani secara tepat waktu dan efektif. Untuk merespons kejadian seperti itu secara efektif, di seluruh sektor industri harus terlibat dalam perencanaan lanjutan yang cermat. Tingkat kesiapsiagaan di seluruh sektor industri akan secara langsung mempengaruhi besarnya konsekuensi dari insiden.  

Perencanaan keselamatan perkeretaapian terdiri dari dua fase dasar: fase pencegahan dan fase restorasi atau mitigasi. Fase pencegahan berkaitan dengan pencegahan terjadinya insiden. Fase mitigasi berkaitan dengan respons setelah insiden terjadi, dan dengan meminimalkan dampaknya atau eskalasi dampaknya.  

Manajemen insiden yang direkomendasikan membahas fase mitigasi ini. Dengan demikian manajemen insiden diarahkan bukan untuk mencegah insiden tetapi untuk membantu sistem keselamatan perkeretaapian dalam menyiagakan dan menanggulangi insiden secara tepat waktu dan efektif. Pengalaman baru-baru ini dari beberapa operasional perkeretaapian telah menunjukkan perlunya pengembangan manajemen insiden secara formal. Kurangnya perencanaan dan perjanjian formal yang menentukan batas-batas yurisdiksi, rantai komando dan komunikasi, dalam beberapa kasus, menghambat kemampuan untuk merespons secara efektif terhadap insiden. Selain itu, tidak adanya prosedur atau informasi yang jelas telah mengakibatkan kebingungan dalam penanggulangan insiden. Kesulitan di bidang-bidang ini telah mendorong banyak penyelenggara perkeretaapian untuk mengembangkan rencana yang menangani menanggapi insiden secara tepat waktu dan efektif

Jenis-jenis Insiden

Penerapan Incident Management System berlaku bagi proses perencanaan dan penanggulangan insiden yang dapat menyebabkan berkurang atau terhentinya tingkat layanan perusahaan. Insiden yang dimaksud adalah sebagai berikut, namun tidak terbatas pada: 

  1. Kebakaran. 
  2. Kecelakaan, berbaga bentuk kecelakaan dan tabrakan antar kendaraan. 
  3. Disrupsi atau terhentinya operasional  karena pasokan tenaga listrik, kegagalan sistem kendali atau instrumentasi, kegagalan fasilitas, kegagalan struktur, atau karena faktor cuaca, alam, atau bencana. 
  4. Gangguan keamanan karena ancaman bom, sabotase, aksi teror, aksi penyerangan atau kekerasan, penyanderaan, dan modus operandi lain yang dapat menghentikan layanan perusahaan. 
  5. Kecelakaan kerja serius, yaitu yang dapat mengakibatkan pekerja mengalami atau kematian jika tidak segera ditanggulangi. 
  6. Kecelakaan atau insiden pada penumpang atau pengguna jasa perusahaan, termasuk upaya bunuh diri oleh penumpang atau pengguna jasa perusahaan 

 

Peraturan dan standar apa saja untuk penerapan Incident Management System di seluruh sektor industri?

  • UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 
  • UU No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Lingkungan 
  • UU No 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian 
  • UU No 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana 
  • Peraturan Pemerintah No 62 tahun 2013 tentang Investigasi Kecelakaan Transportasi 
  • Peraturan Menteri Perhubungan No 69 tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Perkeretaapian 
  • Peraturan Menteri Perhubungan No 24 tahun 2015 tentang Standar Keselamatan Perkeretaapian 
  • Keputusan Menteri Tenaga Kerja No 186 tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja 
  • ISO 22320:2018 Security and resilience – Emergency management – Guidelines for incident management 
  • Incident Command System, NIMS 
  • NFPA 130 Standard for Fixed Guideway Transit and Passenger Rail Systems 
  • NFPA 1600:2019 Standard on Continuity, Emergency, and Crisis Management 

 

Prinsip Manajemen Insiden

 

Manajemen insiden harus mempertimbangkan kombinasi dari fasilitas, peralatan, personil, struktur organisasi, prosedur, dan komunikasi. Manajemen insiden didasarkan pada pemahaman bahwa dalam setiap insiden ada fungsi manajemen tertentu yang harus dilakukan terlepas dari jumlah orang yang tersedia atau terlibat dalam menangani insiden yang meliputi: 

  • Struktur manajemen insiden, yang mengidentifikasi peran dan tanggung jawab manajemen insiden, tugas dan alokasi sumber daya, dan, 
  • Proses manajemen insiden 

Sebagai penanggung jawab manajemen insiden yang terjadi di dalam lingkup kewenangannya harus menggunakan prinsip-prinsip manajemen insiden seperti: 

  1. Etis

Manajemen insiden menghormati keutamaan dari hidup manusia dan martabat manusia melalui netralitas dan ketidakberpihakan. Misalnya dalam proses menanggulangi insiden, atau melakukan evakuasi, perusahaan tidak membedakan pangkat, jabatan, golongan, dan lain-lain. Dengan alasan etis pula pihak yang lebih rentan (vulnerable groups) tetap dipertimbangkan untuk diprioritaskan 

  1. Kesatuan Komando 

Manajemen insiden mensyaratkan bahwa setiap orang di dalam organisasi manajemen insiden melapor hanya kepada satu orang atasan atau penyelia. Hal ini akan mengurangi kebingungan yang disebabkan oleh banyak arahan yang saling bertentangan, dan menciptakan kepemimpinan di semua tingkatan untuk secara efektif memberikan pengarahan apa yang harus dilakukan atau diputuskan oleh personel yang berada di bawah pengawasan mereka. 

  1. Bekerjasama 

Manajemen insiden mengharuskan organisasi untuk bekerja sama. Bekerja sama adalah tentang koordinasi dan kerja sama 

pada departemen atau level yang berbeda dalam satu organisasi, dan 

antar beberapa organisasi. 

Organisasi harus menggunakan terminologi yang seragam dalam proses dan struktur manajemen insiden 

  1. Semua skenario insiden 

Manajemen insiden mempertimbangkan insiden yang disebabkan oleh alam dan manusia, termasuk yang belum pernah terjadi. Prinsip pendekatan semua semua bahaya atau semua skenario ini adalah kerangka kesiapsiagaan terhadap insiden secara komprehensif yang mempertimbangkan cakupan penuh semua insiden (keadaan mendesak, darurat, dan krisis) saat merencanakan kapasitas respons dan upaya mitigasi. Artinya perusahaan siap menghadapi “semua bahaya” yang mungkin dihadapi oleh operasional perkeretaapian atau bisnis perusahaan. 

  1. Manajemen Risiko 

Manajemen insiden berlandaskan pada manajemen risiko.  Prinsip ini untuk memastikan bahwa langkah-langkah mitigasi, stabilisasi, dan pemulihan insiden diputuskan, diambil dan diprioritaskan berdasarkan pertimbangan kemungkinan dan dampak yang ditimbulkan dari insiden, dan juga risiko lain yang akan muncul sebagai hasil dari keputusan dan tindakan yang akan diambil. 

  1. Kesiagaan 

Manajemen insiden memerlukan kesiapan atau kesiagaan. Setiap orang di perusahaan harus sepenuhnya sadar, terlatih, dan berlatih tentang bagaimana mencegah, melindungi, memitigasi, mempersiapkan, dan menanggapi semua ancaman dan bahaya. Semua yang akan dilakukan tidak boleh spontan, tetapi harus dianalisis terlebih dulu risikonya. 

  1. Berbagi informasi 

Manajemen insiden memerlukan berbagi informasi dan perspektif. Berbagi informasi adalah kemampuan untuk bertukar intelijen, informasi, data, atau pengetahuan di antara entitas atau pihak yang berperan di dalam manajemen insiden. Informasi tidak boleh disimpan oleh satu kelompok tertentu saja. Antar level atau organisasi di dalam manajemen insiden harus saling percaya dan berbagi informasi yang akurat. 

  1. Keselamatan 

Manajemen insiden menekankan pentingnya keselamatan bagi tim yang menanggapi atau menanggulangi insiden dan pihak yang terkena dampak. Penanganan insiden tidak boleh menimbulkan insiden baru atau korban tambahan. Bersama dengan prinsip manajemen risiko, risiko keselamatan harus dinomorsatukan dalam setiap tindakan atau keputusan yang diambil dalam manajemen insiden. 

  1. Kelenturan dan Fleksibilitas 

Manajemen insiden bersifat fleksibel (misalnya, kemampuan beradaptasi, skalabilitas, dan subsidiaritas). Organisasi untuk sistem komando dan koordinasi insiden dapat berubah atau diperluas dengan mudah dari ukuran yang sangat kecil untuk operasi rutin menjadi organisasi yang lebih besar yang mampu menangani bencana 

  1. Faktor Manusia dan Budaya 

Manajemen insiden mempertimbangkan faktor manusia dan budaya.Perilaku dan budaya manusia secara signifikan mempengaruhi semua aspek manajemen insiden. Ketika menentukan dan merancang struktur komando dan kontrol, proses dan peralatan (terutama untuk penggunaan multi-organisasi atau lintas daerah), perbedaan pengguna seperti tingkat kompetensi, latar belakang budaya, keterampilan bahasa dan protokol operasi harus diperhitungkan. 

  1. Peningkatan Berkesinambungan 

Manajemen insiden menekankan peningkatan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Manajemen insiden terus ditingkatkan melalui pembelajaran dan pengalaman. Perusahaan harus mengembangkan dan menerapkan strategi untuk meningkatkan kematangan dalam penerapan manajemen risiko dari seluruh proses bisnisnya.  

Pentingnya prinsip ini terletak pada perusahaan yang tetap waspada terhadap peluang baru untuk berkembang. Peluang tersebut dapat muncul secara internal (misalnya dengan belajar dari insiden) atau secara eksternal (misalnya dengan ketersediaan peralatan, teknologi dan pengetahuan baru yang dapat meningkatkan manajemen insiden). 

 

Sumber: 

  • Incident Command System, NIMS-FEMA 
  • Fahmi Munsah Ismail 

Ditulis oleh: Isma Husni R  (HSE Expert with more than 10 years experience)

3/5 - (2 votes)
Bagikan halaman ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment

Submit