March 12, 2024

Lingkungan Kerja Buat Kamu Stress? Bahaya Psikologi di Tempat Kerja Harus Dikelola Perusahaan!

Stress Kerja Bahaya Psikologi

Pendahuluan

Bahaya psikologis di tempat kerja dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kesejahteraan pekerja. Indonesia juga mengatur tentang pengelolaan dan pengukurna psikologi di tempat kerja dalam peraturan Permenaker No 5 Tahun 2018 tentang Keselamantan dan Kesehatan Lingkungan Kerja. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) melakukan survei pada 4.010 pengguna di swaperiksa di 34 provinsi pada April-Agustus 2020 yang hasilnya sebanyak 64,8% responden mengalami masalah psikologis seperti: 

  • Cemas 65% 
  • Depresi 62 % 
  • Trauma 72% 

Stres diimplikasikan sebagai faktor penyebab dari absen, kecelakaan kerja, masalah psikologis, tuntutan kompensasi, produktivitas yang rendah, tindakan pencurian di tempat kerja, kinerja yang tidak maksimal, dan tingkat keluar masuk pekerja yang tinggi. Yang jelas, stres berdampak langsung secara menyeluruh. Selain itu, menurut Butler, pandemi juga berdampak terhadap kelompok pekerja usia di atas 50 tahun yang akan memasuki masa pensiun.

Akibat pandemi, mayoritas dari kelompok usia ini memutuskan untuk meninggalkan profesinya lebih cepat sebelum pensiun meskipun sebagian dari mereka masih cukup produktif. Stres terkait pekerjaan didefinisikan sebagai ketidakmampuan seorang pekerja untuk mengatasi tekanan yang ada dalam sebuah pekerjaan. Menurut World Health Organization (WHO), stres akibat kerja adalah sebuah respons yang ditimbulkan karena dihadapkan pada tekanan dan tuntutan kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan seseorang, sehingga orang tersebut tidak dapat mengatasinya 

Potensi Bahaya Faktor Psikologi di Tempat Kerja

Pada Permenaker 5 Tahun 2018 disebutkan bahwa faktor psikologi merupakan faktor yang mempengaruhi aktivitas tenaga kerja, yang disebabkan oleh hubungan antar sosial peran dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.

  1. Ketidakjelasan peran. 
  2. Konflik peran. 
  3. Beban kerja berlebih secara kuantitatif. 
  4. Beban kerja berlebih secara kualitatif. 
  5. Pengembangan karir. 
  6. Tanggungjawab terhadap orang lain. 

Dampak Psikologis di Tempat Kerja

Menurut survei oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), sebagian besar pekerja di Indonesia mengalami masalah psikologis seperti cemas, depresi, trauma, dan stres. Stres di tempat kerja dapat menjadi penyebab absensi, kecelakaan, masalah psikologis, produktivitas rendah, dan masalah lainnya.

Faktor Penyebab Stres Kerja

Stres di tempat kerja dapat disebabkan oleh ketidakmampuan mengatasi tekanan dan tuntutan kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan seseorang. Faktor-faktor seperti ketidakjelasan peran, konflik peran, dan beban kerja berlebihan juga dapat memicu stres.

Dampak Fisik, Emosional, Intelektual, dan Interpersonal Stres Kerja

Stres kerja dapat memiliki dampak fisik seperti peningkatan kandungan glukosa darah, denyut jantung yang meningkat, dan gangguan tidur. Di sisi emosional, stres dapat menyebabkan mudah marah, cemas, depresi, dan lainnya. Secara intelektual, stres dapat menyebabkan kesulitan fokus dan daya konsentrasi rendah. Sedangkan secara interpersonal, stres dapat memengaruhi hubungan dengan orang lain.

Strategi Pengelolaan Stres di Tempat Kerja

Untuk mengelola stres di tempat kerja, penting untuk mengidentifikasi sumber stres, menetapkan ekspektasi yang realistis, merawat diri, memberikan dukungan, meningkatkan komunikasi, dan menerapkan program manajemen stres.

Kesimpulan

Perusahaan harus mengambil langkah-langkah untuk mengelola stres di lingkungan kerja guna melindungi kesehatan dan kesejahteraan pekerja.

FAQ (Pertanyaan Umum yang Sering Diajukan)

1. Apa saja gejala stres kerja yang perlu diperhatikan?

Gejala stres kerja dapat mencakup cemas, depresi, kesulitan tidur, mudah marah, dan gangguan fisik seperti sakit kepala.

2. Bagaimana cara mengidentifikasi sumber stres di tempat kerja?

Identifikasi sumber stres dapat dilakukan dengan memperhatikan situasi atau tugas yang membuat Anda merasa tertekan atau cemas.

3. Mengapa penting untuk menetapkan ekspektasi yang realistis?

Menetapkan ekspektasi yang realistis membantu mengurangi tekanan yang tidak perlu dan memungkinkan Anda untuk fokus pada hal-hal yang dapat dicapai.

4. Apa manfaat merawat diri sendiri dalam mengelola stres?

Merawat diri sendiri dapat membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

5. Mengapa komunikasi dan kolaborasi penting dalam mengurangi stres di tempat kerja?

Komunikasi yang baik dan kolaborasi antar tim dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan rasa dukungan di lingkungan kerja.

Rate this post
Bagikan halaman ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment