March 21, 2024

Mengenal Riksa Uji: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya

Mengenal Riksa Uji: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya

Riksa uji, dalam konteks keamanan dan keandalan perangkat lunak, merupakan langkah penting yang sering diabaikan namun sangat krusial dalam siklus pengembangan perangkat lunak. Riksa uji mengacu pada serangkaian tes yang dirancang untuk mengidentifikasi kerentanan, kelemahan, atau cacat dalam perangkat lunak sebelum diperkenalkan ke lingkungan produksi atau digunakan secara luas oleh pengguna akhir.

Mengabaikan riksa uji dapat memiliki konsekuensi serius. Perangkat lunak yang tidak diuji dengan baik dapat rentan terhadap serangan keamanan, menyebabkan kebocoran data, penyalahgunaan sistem, atau bahkan kerugian finansial bagi perusahaan atau pengguna. Selain itu, perangkat lunak yang tidak diuji dengan baik juga cenderung mengalami bug dan kinerja yang buruk, yang dapat mengganggu pengalaman pengguna dan reputasi perusahaan.

Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang riksa uji. Kami akan menjelaskan pengertian riksa uji, tujuan utamanya, manfaatnya, dan memberikan contoh-contoh yang mengilustrasikan pentingnya pelaksanaan riksa uji dalam siklus pengembangan perangkat lunak. Dengan informasi yang diberikan dalam artikel ini, diharapkan pembaca akan mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang pentingnya riksa uji dan bagaimana menerapkannya secara efektif dalam pengembangan perangkat lunak.

 

Pengertian Riksa Uji

Riksa Uji adalah suatu kegiatan pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan secara berkala terhadap peralatan kerja untuk memastikan bahwa peralatan tersebut aman dan layak digunakan. Ada beberapa istilah terkait dengan riksa uji (penetration testing) yang penting untuk dipahami dalam konteks keamanan perangkat lunak dan sistem. Berikut adalah beberapa istilah tersebut:

  1. Riksa Uji (Penetration Testing): Proses pengujian yang dilakukan untuk mengevaluasi keamanan suatu sistem atau perangkat lunak dengan mensimulasikan serangan yang mungkin dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang.
  2. Penetrator (Pentester): Individu atau tim yang bertanggung jawab untuk melakukan riksa uji. Penetrator memiliki keahlian dalam mengidentifikasi dan mengeksploitasi kerentanan dalam sistem.
  3. White Box Testing: Jenis riksa uji di mana penetrator memiliki pengetahuan penuh tentang sistem yang diuji, termasuk akses ke kode sumber dan desain sistem. Ini memungkinkan penetrator untuk mengidentifikasi kerentanan secara lebih mendalam.
  4. Black Box Testing: Sebaliknya, jenis riksa uji di mana penetrator tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang sistem yang diuji. Pendekatan ini mensimulasikan serangan dari pihak yang tidak memiliki akses internal ke sistem.
  5. Gray Box Testing: Kombinasi antara white box dan black box testing, di mana penetrator memiliki sebagian informasi tentang sistem yang diuji. Ini dapat mencerminkan situasi di mana seorang penyerang memperoleh sejumlah informasi tentang sistem sebelum melancarkan serangan.
  6. Kerentanan (Vulnerability): Kelemahan atau celah dalam sistem yang dapat dieksploitasi oleh penyerang untuk merusak integritas, ketersediaan, atau kerahasiaan informasi.
  7. Eksploitasi (Exploitation): Tindakan mengambil keuntungan dari kerentanan untuk melakukan serangan atau mengakses sistem yang rentan.
  8. Skenario Riksa Uji (Penetration Testing Scenario): Kasus simulasi yang digunakan dalam riksa uji untuk menguji berbagai aspek keamanan sistem. Skenario ini dapat mencakup serangan fisik, serangan jaringan, atau serangan perangkat lunak.
  9. Laporan Riksa Uji (Penetration Testing Report): Dokumen yang merinci hasil riksa uji, termasuk kerentanan yang ditemukan, metode eksploitasi yang berhasil, serta rekomendasi untuk meningkatkan keamanan sistem.
  10. Kepatuhan (Compliance): Kondisi atau persyaratan keamanan yang harus dipenuhi oleh suatu sistem sesuai dengan peraturan, standar, atau kebijakan keamanan yang berlaku.

 

Baca juga : Persyaratan dan Sanksi Riksa Uji Pesawat Angkat Angkut 

 

Tujuan Riksa Uji

Berikut penjelasan tujuan riksa uji 

  1. Melindungi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja
    • Riksa Uji memastikan peralatan kerja aman dan laik digunakan. Hal ini penting untuk mencegah kecelakaan kerja yang dapat menyebabkan cedera atau kematian pada pekerja.
    • Riksa Uji juga membantu menjaga kesehatan pekerja dengan memastikan mereka tidak terpapar bahaya seperti bahan kimia berbahaya, kebisingan, atau getaran yang berlebihan.
  1. Menjamin Kualitas Produk dan Jasa
    • Riksa Uji memastikan peralatan kerja beroperasi dengan baik dan menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas tinggi.
    • Hal ini penting untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan memperkuat reputasi perusahaan.
  1. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Proses Produksi
    • Riksa Uji membantu memastikan peralatan kerja bekerja dengan optimal sehingga proses produksi menjadi lebih efisien dan efektif.
    • Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya produksi.
  1. Memastikan Kepatuhan terhadap Peraturan dan Standar yang Berlaku
    • Riksa Uji memastikan perusahaan mematuhi peraturan dan standar keselamatan kerja yang berlaku.
    • Hal ini penting untuk menghindari sanksi dari pemerintah dan melindungi perusahaan dari tuntutan hukum.

 

Baca juga : Pentingnya Pemeriksaan dan Pengujian Forklift: Berapa Jenis Forklift yang Harus Anda Ketahui

 

Manfaat Riksa Uji

Riksa uji atau pengujian produk adalah suatu proses yang dilakukan untuk memastikan bahwa suatu produk atau jasa memenuhi standar kualitas dan keamanan yang ditetapkan. Berikut adalah penjelasan manfaat riksa uji sesuai dengan poin yang telah disebutkan:

  1. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk dan jasa:
    Riksa uji membantu memastikan bahwa produk atau jasa memenuhi standar kualitas dan keamanan yang ditetapkan. Hal ini memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk atau jasa yang mereka beli telah melalui proses pengujian yang ketat, sehingga meningkatkan kepercayaan mereka terhadap produk tersebut.
  2. Meningkatkan daya saing perusahaan:
    Dengan memastikan bahwa produk atau jasa memenuhi standar kualitas tertentu, perusahaan dapat meningkatkan reputasi mereka di pasar. Produk yang diuji dengan baik cenderung lebih dihargai oleh konsumen dan bisa menjadi pilihan utama, sehingga meningkatkan daya saing perusahaan di industri tersebut.
  3. Meminimalkan risiko kecelakaan dan kerugian:
    Riksa uji juga melibatkan pengujian keamanan produk. Dengan demikian, perusahaan dapat mengidentifikasi potensi risiko kecelakaan atau kerugian yang dapat disebabkan oleh produk mereka. Tindakan pencegahan yang sesuai dapat diambil untuk meminimalkan risiko ini, melindungi konsumen dan perusahaan itu sendiri.
  4. Meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja:
    Proses pengujian dapat membantu perusahaan mengidentifikasi kelemahan atau cacat dalam produk atau proses produksi. Dengan mengetahui area yang perlu diperbaiki, perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk mereka dan mengoptimalkan proses produksi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Secara keseluruhan, riksa uji memiliki peran krusial dalam memastikan bahwa produk dan jasa yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan memenuhi standar tertentu, memberikan kepercayaan kepada konsumen, meningkatkan daya saing, mengurangi risiko, dan meningkatkan kualitas serta produktivitas kerja.

 

Baca juga : Pentingnya Uji Riksa Peralatan dalam Menjaga Keselamatan di Tempat Kerja

 

Jenis-jenis Riksa Uji

Berikut adalah penjelasan singkat tentang jenis-jenis riksa uji:

  1. Riksa Uji Keandalan (Reliability Testing):
    Jenis pengujian ini dilakukan untuk mengevaluasi sejauh mana suatu produk dapat beroperasi tanpa kegagalan dalam kondisi normal atau dalam batas-batas tertentu. Pengujian ini membantu memastikan bahwa produk memiliki tingkat keandalan yang tinggi dan dapat diandalkan dalam penggunaan sehari-hari.
  2. Riksa Uji Keamanan (Safety Testing):
    Riksa uji keamanan dilakukan untuk menilai sejauh mana suatu produk atau sistem aman digunakan oleh pengguna. Ini melibatkan identifikasi potensi bahaya, pengujian komponen yang dapat menimbulkan risiko, dan memastikan bahwa produk mematuhi standar keamanan yang berlaku.
  3. Riksa Uji Kinerja (Performance Testing):
    Jenis pengujian ini dirancang untuk mengevaluasi kinerja suatu produk dalam berbagai kondisi dan beban kerja. Ini mencakup pengujian kecepatan, respons waktu, kapasitas, dan stabilitas produk. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa produk berfungsi dengan baik dan memenuhi ekspektasi kinerja yang ditetapkan.
  4. Riksa Uji Kompatibilitas (Compatibility Testing):
    Riksa uji kompatibilitas dilakukan untuk memastikan bahwa suatu produk dapat berinteraksi dan beroperasi dengan baik dalam berbagai lingkungan atau dengan elemen-elemen lainnya, seperti perangkat keras, perangkat lunak, atau platform yang berbeda. Pengujian ini mencakup kompatibilitas lintas-perangkat, lintas-browser, dan lainnya, tergantung pada konteks penggunaan produk.

Setiap jenis riksa uji memiliki tujuan khususnya sendiri dan melibatkan serangkaian metode dan prosedur pengujian yang sesuai. Pengujian ini sangat penting untuk memastikan bahwa produk atau sistem yang dikembangkan dapat memenuhi standar kualitas, keamanan, kinerja, dan kompatibilitas yang diinginkan atau diharapkan.

 

Baca juga : 5 Tips untuk Identifikasi Peraturan HSE yang Penting

 

Pelaksanaan Riksa Uji

Pelaksanaan riksa uji melibatkan beberapa tahap yang dirinci sebagai berikut:

  1. Tahap Persiapan:
    • Identifikasi Tujuan Pengujian: Tentukan dengan jelas tujuan dari riksa uji tersebut. Apakah fokusnya pada keamanan, keandalan, kinerja, atau kompatibilitas?
    • Perencanaan Pengujian: Rencanakan pengujian dengan merinci skenario, metode, dan sumber daya yang diperlukan. Tetapkan kriteria penerimaan untuk menilai hasil pengujian.
    • Pemilihan Pengujian: Pilih jenis pengujian yang sesuai dengan karakteristik produk atau sistem yang akan diuji.
    • Persiapan Lingkungan Pengujian: Siapkan lingkungan pengujian yang mencerminkan kondisi nyata tempat produk akan digunakan.
    • Pemilihan Tim Pengujian: Tentukan tim pengujian yang terdiri dari individu yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai dengan jenis pengujian yang dilakukan.
  2. Tahap Pelaksanaan:
    • Eksekusi Pengujian: Lakukan pengujian sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Jalankan skenario pengujian, rekam hasil, dan catat setiap temuan atau masalah yang muncul.
    • Pemantauan dan Pengukuran: Pantau kinerja produk secara langsung dan ukur parameter yang relevan. Pastikan bahwa pengukuran sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
    • Penanganan Masalah Secara Langsung: Jika terdapat masalah atau kegagalan selama pengujian, tim pengujian harus menangani masalah tersebut secara langsung. Hal ini bisa melibatkan perbaikan segera atau pembatalan pengujian untuk penyesuaian.
  3. Tahap Pelaporan:
    • Analisis Hasil Pengujian: Evaluasi hasil pengujian dan bandingkan dengan kriteria penerimaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
    • Penyusunan Laporan: Buat laporan hasil pengujian yang mencakup informasi tentang tujuan, metode, hasil, temuan, dan rekomendasi. Laporan harus disusun dengan jelas dan dapat dimengerti oleh pemangku kepentingan.
    • Presentasi Hasil: Sampaikan hasil pengujian kepada pihak terkait, seperti pengembang, manajemen, atau klien. Jelaskan temuan dan rekomendasi dengan jelas.
    • Implementasi Perbaikan: Jika ditemukan masalah selama pengujian, implementasikan perbaikan yang diperlukan dan pastikan bahwa produk atau sistem telah memenuhi standar yang ditetapkan.

Proses pelaksanaan riksa uji ini perlu dijalankan dengan hati-hati dan sesuai dengan rencana agar memastikan bahwa hasil pengujian dapat diandalkan dan memberikan informasi yang berharga terkait dengan kualitas dan kinerja produk atau sistem yang diuji.

 

 

Lembaga Penyelenggara Riksa Uji

Lembaga penyelenggara riksa uji terdiri dari dua jenis, yaitu lembaga yang berasal dari pemerintah dan lembaga yang berasal dari swasta. Berikut penjelasannya:

Lembaga Pemerintah:

  1. Badan Standardisasi Nasional (BSN):
    BSN adalah lembaga pemerintah di berbagai negara yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menetapkan standar nasional. Mereka dapat terlibat dalam pengembangan standar untuk produk, layanan, dan proses tertentu yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
  2. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM):
    BPOM merupakan lembaga yang berperan dalam pengawasan dan pengendalian obat, makanan, dan produk kesehatan di berbagai negara. Mereka melakukan pengujian keamanan dan kepatuhan terhadap standar tertentu untuk memastikan produk yang beredar di pasar aman dan berkualitas.
  3. Lembaga Akreditasi Nasional (LAN):
    Lembaga ini biasanya bertugas memberikan akreditasi kepada laboratorium pengujian atau lembaga sertifikasi. Mereka memastikan bahwa lembaga-lembaga ini memenuhi standar tertentu dalam melaksanakan riksa uji.

 

Lembaga Swasta:

  1. Laboratorium Pengujian Independen:
    Banyak lembaga swasta yang menyediakan layanan riksa uji secara independen. Mereka dapat mengkhususkan diri dalam berbagai jenis pengujian, seperti keandalan, keamanan, kinerja, atau kompatibilitas.
  2. Lembaga Sertifikasi Produk:
    Lembaga swasta yang memberikan sertifikasi terhadap produk, sistem, atau proses tertentu. Mereka dapat menilai dan memberikan label kepatuhan terhadap standar tertentu, memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk tersebut telah melalui riksa uji dan memenuhi persyaratan kualitas.
  3. Perusahaan Konsultan Kualitas:
    Beberapa perusahaan menyediakan jasa konsultasi kualitas, membantu organisasi dalam merancang dan mengimplementasikan program riksa uji, serta memberikan saran untuk meningkatkan kualitas produk atau layanan.
  4. Asosiasi Industri:
    Asosiasi industri dapat memainkan peran dalam mengembangkan dan menerapkan standar industri, serta menyediakan layanan pengujian dan sertifikasi bagi anggotanya. Mereka dapat bekerja sama dengan pemerintah dan lembaga lainnya untuk memastikan kepatuhan industri terhadap standar tertentu.

Lembaga-lembaga ini, baik pemerintah maupun swasta, berperan penting dalam memastikan bahwa produk dan layanan yang beredar di pasar memenuhi standar kualitas, keamanan, dan keandalan yang ditetapkan. Keberadaan lembaga penyelenggara riksa uji ini memberikan kepercayaan kepada konsumen dan memastikan integritas dalam industri.

 

Biaya Riksa Uji

Biaya riksa uji bervariasi tergantung pada jenis riksa uji, kompleksitas produk atau jasa, dan lembaga penyelenggara. Berikut penjelasan biaya dari riksa uji:

  1. Jenis Riksa Uji:
    • Riksa Uji Sederhana: Contohnya, riksa uji alat pemadam kebakaran ringan (APAR) umumnya lebih murah dibandingkan riksa uji yang lebih kompleks. Biaya riksa uji APAR berkisar antara Rp. 100.000 – Rp. 250.000 per tabung.
    • Riksa Uji Lengkap: Contohnya, riksa uji instalasi listrik lengkap, termasuk pemeriksaan kabel, grounding, dan sistem proteksi, umumnya lebih mahal karena cakupan pemeriksaan yang lebih luas. Biaya riksa uji instalasi listrik lengkap berkisar antara Rp. 500.000 – Rp. 5.000.000, tergantung pada luas dan kompleksitas instalasi.
  1. Kompleksitas Produk atau Jasa:
    • Produk atau jasa yang lebih kompleks membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak untuk diperiksa, sehingga biaya riksa ujinya pun akan lebih mahal. Contohnya, riksa uji produk elektronik yang kompleks dengan banyak fitur dan komponen akan lebih mahal dibandingkan riksa uji produk sederhana.
    • Jasa yang melibatkan banyak risiko dan membutuhkan keahlian khusus juga akan dikenakan biaya riksa uji yang lebih tinggi. Contohnya, riksa uji crane yang digunakan untuk mengangkat beban berat akan lebih mahal dibandingkan riksa uji forklift.
  1. Lembaga Penyelenggara:
    • Masing-masing lembaga penyelenggara riksa uji mungkin memiliki tarif yang berbeda. Tarif ini dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti reputasi lembaga, pengalaman, dan keahlian tenaga ahli yang dimiliki.
    • Sebaiknya bandingkan tarif dari beberapa lembaga sebelum memilih. Anda dapat mencari informasi tentang lembaga penyelenggara riksa uji di situs web resmi lembaga pemerintah terkait, asosiasi terkait, atau melalui rekomendasi dari kolega.

 

Baca juga : 5 Tugas Utama Petugas K3 dalam Ruang Terbatas

 

Faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi biaya riksa uji:

  • Lokasi: Biaya riksa uji di daerah terpencil mungkin lebih mahal dibandingkan di daerah perkotaan. Hal ini disebabkan oleh biaya transportasi dan akomodasi yang lebih tinggi.
  • Urgensi: Jika riksa uji dibutuhkan dalam waktu singkat, biayanya mungkin akan lebih mahal. Lembaga penyelenggara mungkin akan mengenakan biaya tambahan untuk layanan ekspres.

Berikut beberapa contoh kisaran biaya riksa uji:

  • Riksa Uji Instalasi Listrik:
    • Sederhana: Rp. 250.000 – Rp. 500.000
    • Lengkap: Rp. 500.000 – Rp. 5.000.000
  • Riksa Uji Peralatan K3:
    • APAR: Rp. 100.000 – Rp. 250.000
    • Forklift: Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
    • Crane: Rp. 1.000.000 – Rp. 10.000.000
  • Riksa Uji Produk:
    • Elektronik sederhana: Rp. 250.000 – Rp. 500.000
    • Elektronik kompleks: Rp. 500.000 – Rp. 5.000.00

 

Contoh Riksa Uji

  1. Riksa Uji Alat Pelindung Diri (APD):

    Riksa uji alat pelindung diri (APD) merupakan suatu proses evaluasi yang khusus dilakukan untuk memastikan bahwa berbagai jenis APD, seperti helm, sarung tangan, sepatu pelindung, masker, dan perlengkapan pelindung lainnya, memenuhi standar keamanan, kesehatan, dan kenyamanan yang ditetapkan. Tujuan utama dari pengujian ini adalah untuk memastikan bahwa APD tersebut dapat memberikan perlindungan yang efektif terhadap risiko-risiko tertentu yang mungkin dihadapi oleh pengguna, termasuk cedera fisik atau paparan bahan berbahaya. Proses riksa uji melibatkan pengujian berbagai aspek, seperti ketahanan terhadap benturan, kekuatan bahan, sistem filtrasi, serta kenyamanan dan ergonomi penggunaan. Dengan demikian, riksa uji APD menjadi kunci dalam memastikan keamanan dan kesehatan para pekerja atau pengguna yang bergantung pada perlindungan dari alat ini.

  2. Riksa Uji Instalasi Listrik:

    Riksa uji instalasi listrik adalah suatu proses pengujian yang dilakukan untuk menilai keamanan dan kinerja instalasi listrik di suatu bangunan atau area tertentu. Pengujian ini melibatkan verifikasi berbagai komponen, seperti peralatan listrik, kabel, dan sistem instalasi secara keseluruhan. Tujuan utama pengujian ini adalah untuk memastikan bahwa instalasi listrik mematuhi standar listrik yang berlaku dan tidak membawa potensi risiko kebakaran atau korsleting. Aspek yang diuji mencakup kelistrikan yang benar, daya tahan isolasi, dan kepatuhan terhadap standar tertentu. Melalui riksa uji instalasi listrik, dapat diidentifikasi potensi bahaya listrik dan diterapkan perbaikan atau perawatan yang diperlukan untuk memastikan keamanan dan kinerja yang optimal.

  3. Riksa Uji Kendaraan Bermotor:

    Riksa uji kendaraan bermotor adalah langkah kritis dalam memastikan bahwa kendaraan yang beredar di jalan raya memenuhi standar keselamatan, emisi, dan kelayakan teknis yang ditetapkan oleh pemerintah atau badan pengatur kendaraan bermotor. Proses pengujian ini mencakup berbagai aspek, seperti sistem pengereman, lampu dan indikator, keamanan kabin, emisi gas buang, serta stabilitas kendaraan. Tujuan utama adalah untuk menjamin keselamatan pengemudi, penumpang, dan pengguna jalan lainnya, sambil memastikan bahwa kendaraan mematuhi peraturan dan standar lingkungan. Riksa uji kendaraan bermotor juga membantu mengidentifikasi potensi risiko dan memberikan dasar untuk perawatan dan perbaikan yang diperlukan guna menjaga kelayakan kendaraan.

  4. Riksa Uji Makanan dan Minuman:

    Riksa uji makanan dan minuman adalah suatu proses pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa produk makanan dan minuman aman dikonsumsi, bebas dari kontaminan berbahaya, serta memenuhi standar keamanan pangan yang berlaku. Proses ini mencakup pengujian aspek kebersihan, kandungan nutrisi, keamanan mikrobiologis, identifikasi zat beracun, dan kesesuaian dengan regulasi pangan yang berlaku. Dengan melakukan riksa uji ini, dapat dipastikan bahwa makanan dan minuman yang beredar di pasaran tidak hanya berkualitas tinggi tetapi juga tidak membahayakan kesehatan konsumen. Riksa uji makanan dan minuman menjadi langkah penting dalam menjaga kualitas produk pangan, memastikan keamanan konsumen, dan mematuhi standar ketentuan pangan yang ketat.

 

Kesimpulan

Secara keseluruhan, riksa uji adalah suatu proses yang tak terelakkan dalam memastikan keamanan, kualitas, dan kepatuhan produk atau sistem terhadap peraturan dan standar yang berlaku. Melalui serangkaian pengujian yang ketat, aspek-aspek kritis dari produk seperti keandalan, keamanan, dan kinerja dapat dievaluasi dengan cermat. Hal ini memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk atau layanan yang mereka gunakan telah menjalani proses pemeriksaan yang teliti dan memenuhi standar tertentu. Selain itu, riksa uji juga berperan penting dalam mendukung perusahaan atau produsen untuk meningkatkan kualitas produk mereka serta memitigasi potensi risiko atau masalah yang mungkin timbul. Dengan demikian, keseluruhan proses riksa uji menjadi landasan yang kokoh untuk mencapai standar tertinggi dalam hal keamanan dan kualitas, sehingga memberikan nilai tambah bagi konsumen dan industri secara keseluruhan.

5/5 - (1 vote)
Bagikan halaman ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment

Submit