Beberapa waktu belakangan ini, media massa ramai memberitakan kecelakaan lalu lintas yang melibatkan truk dan kendaraan komersial lainnya. Penyebab kecelakaan yang kerap diangkat adalah masalah pada pengereman. Rem tidak berfungsi alias blong jadi alasan banyaknya kecelakaan yang melibatkan truk terjadi.
Dikutip dari kompas.com, PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI), sebagai salah satu produsen kendaraan komersial angkat bicara mengenai hal ini. Hino yang kerap dimintai bantuan untuk mendeteksi penyebab kecelakaan mengungkapkan penyebab utama kecelakaan kendaraan besar seperti truk ada pada faktor manusia atau pengemudinya.
“Kecelakaan lebih banyak karena faktor kelelahan atau keterampilan pengemudinya. Safety driving sangat penting, human error adalah penyebab nomor satu karena begitu kita cek mekanisnya semua aman, bekerja baik,” ucap Direktur Penjualan dan Promosi HMSI, Santiko Wardoyo saat ditemui Senin (12/2/2019). Santiko mengungkapkan selama ini pengemudi truk kerap berkendara dalam kondisi kelelahan, biasanya akibat jam kerja. Penyebab lainnya adalah pengemudi kurang dibekali pengetahuan berkendara aman yang dapat memperkecil risiko kecelakaan.
Selain karena faktor pengemudi, penyebab kecelakaan yang ditemui Hino adalah kesadaran untuk merawat armada yang tidak dilakukan pemilik usaha. Biasanya akibat padatnya kegiatan usaha, kendaraan terus dipaksa bekerja.
“Perawatan harus berkala karena melihat kondisi kampas dan fungsi rem angin. Periksa kebocoran angin, jadi ada beberapa yang memang harus diperiksa dalam perawatan berkala. Banyak konsumen menunda perawatan karena lagi banyak pemesanan. Kita selalu ingatkan untuk melakukan perawatan berkala, di sini kita maksimalkan pencegahan kecelakaan,” ucap Santiko.
Sama halnya dengan kecelakaan yang terjadi di Tol Cipularang pada awal September 2019 lalu yang menyebabkan tabrakan beruntun dan melibatkan 21 kendaraan. Kecelakaan yang merenggut nyawa 8 orang ini kemudian diinformasikan terjadi akibat rem blong.
Setelah dilakukannya investigasi oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub), diketahui bahwa penyebab tersebut adalah kelebihan muatan pada truk yang terguling hingga 300 persen.
Dikutip dari cnnindonesia.com, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, terdapat penambahan tinggi pada bak truk sehingga kapasitas angkut bertambah dari semestinya. Akibatnya, kelebihan muatan tanah truk itu mencapai 300 persen, dari yang seharusnya 12 ton menjadi 37 ton.
Kelebihan muatan dari truk ini akhirnya memicu sistem pengereman gagal berfungsi dan kemudian terguling hingga menutup badan jalan. Senada dengan hipotesa teknisi dari produsen truk yang menyatakan bahwa kelebihan muatan akan menyebabkan kerja rem yang tidak maksimal, rem yang panas akan menyebabkan sistem pengereman tidak terkendali.
Pengendara harus mewaspadai jika sudah merasakan hal yang kurang nyaman dari proses pengereman kendaraannya. Beberapa indikasi rem blong yang patut diwaspadai adalah:
- Pedal rem terasa lebih ringan
- Mobil tertarik ke satu sisi saat rem diinjak
Kondisinya, ketika pedal rem ditekan, mobil seperti membuang ke arah kiri atau kanan. Bisa Anda rasakan dari setir yang tertarik ke arah membuangnya mobil dan Anda harus menahan agar mobil tidak ikut belok. Kemungkinan hal ini terjadi karena adanya ketidakberesan dari saluran distribusi tekanan minyak rem. Mungkin juga efek seperti ini terjadi akibat bocornya salah satu silinder piston rem.
- Pedal rem terasa keras
Selain terasa ringan saat diinjak, pedal yang terasa keras pun menjadi tanda rem mobil akan blong. Terjadi lantaran tersumbatnya saluran fluida, pecahnya selang vacum, silinder roda macet atau juga bagian kampas rem terkena oli.
- Rem Bergetar
Hal ini terjadi karena kondisi sepatu rem yang mengeras atau rem terkena oli. Jika oli pada rem tidak dibersihkan dapat berakibat rem blong. Rem bergetar juga bisa berasal dari piringan cakram atau tromol rem yang tidak rata. Kondisi akan akan melemahkan kinerja rem dan membuatnya kehilangan tekanan di kondisi kerja yang berat.
- Terdengar Suara gesekan pada rem
Biasanya ada komponen yang aus seperti sepatu atau kampas rem. Umumnya terjadi karena kampas rem sudah habis permukaannya dan Anda belum mengganti dengan yang baru. Alhasil, gesekan yang timbul terjadi antara piringan cakram atau teromol dan pegangan kampas rem. Kampas rem sudah tidak memiliki peran lagi di sini
Hal tersebut menandakan bahwa minyak rem pada mobil Anda kuantitasnya sudah berkurang bahkan cenderung habis. Jika minyak rem habis, maka injakan pada rem akan terasa ringan bahkan hilang. Kasus ini terjadi karena minyak rem tidak mampu meneruskan tekanan dari pedal rem untuk menekan kampas rem. Pedal terasa ringan ini juga bisa disebabkan adanya angin pada sistem rem dan harus segera dibuang.
Pada dasarnya, untuk mengatasi semua permasalahan kecelakaan pada saat berkendara, penanaman budaya disiplin dan sadar akan pentingnya safety driving bagi para pengguna kendaraan patut dilakukan. Ada dua faktor dimana Anda dapat menjadi pengendara yang lebih baik, yaitu dengan faktor internal berupa skill berkendara dan kesadaran diri tentang keamanan dan keselamatan berkendara, serta faktor eksternal berupa pengendara lain, struktur jalan dan bahaya lain yang ada di jalan raya. ISC Safety School terus berupaya memberikan sosialisasi terkait keamanan dan keselamatan berkendara dengan mengadakan pelatihan safety driving untuk pengendara motor, mobil, truk dan truk limbah B3.
ISC Safety School yang merupakan bagian dari Synergy Solusi Group (Member of Proxsis) ini bergerak dalam bidang training dan konsultasi guna mendukung pengembangan kompetensi K3, lingkungan, keamanan dan energi di Indonesia. Hadirnya ISC Safety School di tengah masyarakat Indonesia diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para penggiat K3 untuk dapat mengembangkan kompetensi di bidang K3.
Sumber:
https://www.indonesiasafetycenter.org/news/waspadai-rem-blong-saatnya-utamakan-safety-driving