Semua pekerja di seluruh dunia tentunya sudah memiliki budaya kerja yang baru setelah 1 tahun menerapkan sistem bekerja dari rumah. Meskipun sudah menjalankan budaya baru selama 1 tahun, hal tersebut tidak membuat semua perusahaan siap akan seluruh risiko-risiko yang muncul akibat perubahan kondisi pandemi. Masalah keselamatan dan kesehatan yang terus berlanjut bahkan sebelum lonjakan kasus Covid baru beberapa bulan lalu menunjukkan bahwa perlu waktu bagi pekerja untuk merasa nyaman kembali ke kantor.
Masalah kesehatan dan keselamatan yang berkelanjutan akan membuat banyak perusahaan dan karyawan yang memilih bekerja dari rumah dibandingkan harus bekerja dari kantor pada awalnya, menurut profesor ekonomi dan psikologi perilaku, Duke University Dan Ariely. Namun pada akhirnya, sifat sosial manusia yang membutuhkan interaksi sosial akan membuat lebih banyak pekerja melihat manfaat berada di tempat kerja lagi.
Setelah menghadapi tahun yang penuh dengan ketidakpastian, pakar perilaku manusia mengatakan sekarang mungkin bukan waktu terbaik bagi pekerja untuk membuat keputusan pasti tentang kembali ke kantor, tetapi, pada akhirnya, ketika waktu yang tepat untuk membuat keputusan tentang kembali bekerja, pekerja mungkin akan mengalami keterkejutan akan perubahan yang baru. Meskipun rencana mengizinkan seluruh karyawan untuk bekerja dikantor kembali ditunda, banyak perusahaan seperti Apple dan Google sedang merancang model kerja hibrida. Model kerja ini mengharuskan karyawan untuk kembali ke minggu kerja yang lebih pendek daripada seminggu lima hari penuh, meskipun fleksibilitas dalam model hibrida masing-masing perusahaan berbeda-beda.
Banyak orang takut untuk kembali bekerja, sementara yang lain merasa nyaman bekerja dari jarak jauh, dan Ariely mengatakan orang perlu mencoba hal-hal baru sebelum membuat keputusan permanen. Selama masa pembatasan sosial, tak jarang kita melupakan nilai interaksi sosial. Penelitian perilaku, termasuk satu temuan aneh tentang manusia yang dikutip Ariely, menunjukkan betapa dalam sifat sosial kita segingga orang secara tidak sadar akan mencium tangan mereka setelah berjabat tangan dengan orang lain. Tindakan sederhana yang tidak disengaja ini mengungkapkan kedalaman dan kompleksitas interaksi sosial, kata Ariely. Orang juga menghargai menatap mata seseorang, melihat senyum mereka, mendengar kata-kata mereka dan mencium aroma mereka sebagai sarana interaksi, katanya.
Ketika para ahli terus memperdebatkan mengapa orang tidak kembali bekerja, Ariely merekomendasikan perusahaan untuk memberikan opsi kembali bekerja yang jelas, dan karyawan perlu mengambil kendali kembali di mana mereka bisa. “Kami hidup di lingkungan di mana banyak kebebasan kami dirampas dari kami,” kata Ariely. “Ada hal-hal yang tiba-tiba tidak bisa kita lakukan. Kami tidak memiliki kendali yang sama atas hidup kami.”, lanjutnya. Ketika kontrol atas dirinya dicabut, Ariely mengatakan kesejahteraan psikologis bisa diambil. Penting bagi perusahaan untuk memberikan opsi yang jelas untuk kembali bekerja dan mengizinkan karyawan untuk mengontrol pilihan mereka.
Synergy Solusi bersama dengan Proxsis group sejatinya sudah menanamkan value atau nilai bekerja dari mana saja sejak 5 tahun ke belakang dengan menanamkan nilai Result Oriented Working Environment, Synergy Solusi member of Proxsis Group memberikan kebebasan bagi seluruh karyawan untuk menciptakan sendiri lingkungan kerja yang dapat mendukung dirinya mencapai hasil yang maksimal. Saat ini Synergy Solsui member of Proxsis group melakukannya dengan memberikan 3 opsi Working From Everywhere atau bekerja dari mana saja, bisa bekerja dari Office, Online dan Outdoor. Mengusung tagline We Fun Everywhere dengan Optimist, Overjoy dan Oustanding.
Cara kerja ini terbukti berhasil loh bagi Synergy Solusi dan Proxsis group, Tim Synergy Solusi (member Proxsis & Company) bekerja dengan sistem kolaborasi modern yang mana kami saling terkoneksi menggunakan virtual collaboration tools ditambah advance project management system dan program development berkelanjutan. Sehingga kesuksesan yang diraih adalah hasil kolaborasi tim, bukan karena heroic of one person. Seluruh project konsultasi, asesmen dan pelatihan kami selenggarakan dengan model terbaru dan menggunakan tools terkini. Kalau di perusahaan kalian bagaimana?