March 23, 2024

Alat Pelindung Kebakaran: Jenis dan Penggunaannya yang Tepat

Alat Pelindung Kebakaran Jenis dan Penggunaannya yang Tepat

Mencegah kejadian yang tidak diinginkan adalah pilihan terbaik untuk dilakukan. Apalagi ketika dihubungkan dengan kebakaran. Kenapa tidak ? Kebakaran bisa menimbulkan kerugian materi, properti, merenggut nyawa dan industri yang bergerak pada bidang ekonomi khususnya harus mematuhi dan memahami pentingnya alat pelindung kebakaran. Hal itu semata-mata tidak jauh dari pada proses untuk menjaga keamanan.

Menjaga keamanan menjadi poin penting, sebagai bentuk mematuhi regulasi dengan tetap berdiri pada standar keamanan. Dampaknya, ketika kebakaran terjadi maka akan ada keuntungan yang bisa diterima oleh pemakainya, meski harus mengeluarkan biaya sebagai bentuk investasi jangka panjang. Sebut saja proses pemadaman yang cepat dan efektif, yang akan membentuk kepercayaan masyarakat dan karyawan , serta sebagai langkah preventif untuk mencegah kebakaran berulang pastinya. 

Mengingat pentingnya alat pelindung kebakaran dalam menjaga keamanan. Maka tidak ada salahnya, untuk kamu lebih mengenal apa-apa saja jenis dari alat pelindung kebakaran yang umum digunakan. Pertama-tama, terdapat Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang terdiri dari Powder (serbuk), foam (busa), CO2 (karbon dioksida), air (air tekanan tinggi), wet chemical (kimia basah). APAR sendiri dirancang untuk memadamkan kebakaran pada benda padat, cair, dan gas. Melalui bentuknya, APAR lebih leluasa untuk dipakai dalam operasi dan menjadi alat pemadam kebakaran portable yang umum ditemukan di berbagai lokasi. 

Selain, APAR juga ada Hydran. Hydrant terdiri dari dua jenis yaitu Fire hydrant (hydran), hose reel (gulungan selang). Keduanya sesuai namanya menyediakan pasokan air yang penting dalam pemadaman kebakaran, sementara hose reel digunakan untuk memadamkan kebakaran pada titik tertentu. Oleh karena keberadaan yang sangat efisien, maka gedung-gedung besar dan kompleks industri kerap menggunakannya sebagai bentuk upaya menjaga keamanan dari kebakaran. 

Ada juga sprinkler yang terdiri dari Air sprinklers serta foam sprinklers. Keduanya memiliki sistem melepaskan air atau bahan kimia pemadam api secara otomatis ketika suhu mencapai batas tertentu. Terakhir disini dibahas juga selimut api yang memang terbuat dari bahan tahan api. Tujuannya digunakan untuk memadamkan api pada benda padat atau untuk melindungi diri dari api. Sehingga, seringkali ditempatkan di tempat-tempat yang mudah dijangkau untuk dilakukan tindakan cepat, kalau-kalau terjadi kebakaran. 

Maka melihat pentingnya alat pelindung kebakaran, tidak ada salahnya artikel ini juga memuat mengenai hal tersebut. Tujuannya, untuk membantu kamu sebagai salah satu pembaca dalam memahami jenis dan penggunaan alat pelindung kebakaran yang tepat. Melalui memperkenalkan apa itu alat pelindung kebakaran, manfaatnya, jenis-jenis yang ada, serta tidak kalah pentingnya cara penggunaan alat pelindung kebakaran yang tepat dan tips dalam merawatnya. 

 

Pengertian Alat Pelindung Kebakaran dan Manfaatnya

Alat pelindung kebakaran terdiri dari jenis-jenis perangkat maupun perlengkapan yang memang dirancang sedemikian rupa untuk mencegah, mendeteksi, dan memadamkan kebakaran. Melalui digunakannya alat pelindung kebakaran baik skala industri atau lebih mini dari itu bisa merasakan manfaatnya dalam melindungi nyawa manusia, properti, dan lingkungan dari risiko kebakaran yang dapat terjadi di berbagai tempat. 

Melindungi juga mencakup meminimalisir kerusakan, menyelamatkan nyawa dan mencegah luka-luka. Sebab, alat pelindung kebakaran yang sudah ditata dan dipahami penggunaanya bisa memberikan manfaat yang lebih cepat dan efektif. 

 

Baca juga : Teknik Terjun Tali dan Pendakian untuk Penyelamat Kebakaran

Konsultasi Fire Risk Assessment

 

Jenis-jenis Alat Pelindung Kebakaran

  1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

    • APAR Bubuk Kimia: Untuk Memadamkan Api Kelas A, B, dan C
      Pemadaman api bisa dilakukan dengan menggunakan APAR bubuk kimia. Apar bubuk kimia dirancang untuk memadamkan api kelas A, B, dan C, sehingga sering disebut sebagai serbuk kering ABC atau serbuk kering multi-kimia. Maka, kelas-kelas yang dimaksud di antaranya seperti kelas A  terdiri dari bahan bakar padat berupa kayu, kertas dan kain. Kelas B adalah cairan mudah terbakar mulai dari bahan bakar, minyak atau pelarut. Sementara, kelas B berupa gas mudah terbakar baik itu metana, propana maupun hidrogen. Melaluinya terdapat cara kerja  saat APAR diaktifkan, bubuk kimia disemprotkan melalui nozzle ke arah sumber kebakaran. Bubuk tersebut bekerja dengan cara menghentikan rantai reaksi kebakaran melalui pendinginan, pemisahan bahan bakar dari oksigen, dan menghalangi reaksi kimia yang mempertahankan api.
    • APAR Busa: untuk Memadamkan Api Kelas A dan B
      Dalam penggunaannya APAR busa memiliki perbedaan dengan APAR bubuk kimia. APAR busa lebih difokuskan untuk memadamkan api kelas A dan B. Busa yang ada di dalam APAR bisa menghancurkan reaksi kimia yang mempertahankan api pada bahan bakar padat atau cairan. Cara kerjanya saat APAR busa diaktifkan, maka selanjutnya busa air disemprotkan melalui nozzle ke arah sumber kebakaran. Jika berhasil, busa akan bekerja dengan cara membentuk lapisan tipis di atas permukaan bahan bakar, dimana dirancang dalam mencegah bahan bakar dari kontak langsung dengan udara untuk memadamkan api.
    • APAR CO2: untuk Memadamkan Api Kelas B dan C
      Keefektifan APAR CO2 direkomendasikan untuk memadamkan api kelas B dan C, yang CO2 bekerja dengan menggantikan oksigen di sekitar api, sehingga menghentikan reaksi pembakaran. Sehingga efektif untuk mematikan pemadaman dan tidak meninggalkan residu setelah terjadi proses pemadaman. Untuk itu, APAR CO2 direkomendasikan dipakai di laboratorium, fasilitas industri, ruang mesin, tempat dengan peralatan elektronik di dalamnya. Hal itu dilakukan untuk menjaga kelestarian alat yang tidak bisa disentuh dengan busa atau air.
    • APAR Air: untuk Memadamkan Api Kelas A
      APAR air memang khusus digunakan sebagai alat pelindung kebakaran untuk kelas A. Air sebagai bahan utama APAR air selain adanya beberapa APAR air juga dapat menambahkan bahan kimia atau zat pencegah korosi ke dalam air untuk meningkatkan efektivitas dan mencegah kerusakan peralatan. Dimana air bekerja dengan cara mendinginkan suhu bahan bakar dan memadamkan api melalui pendinginan. Penggunaannya bisa dipakai pada kantor, sekolah, atau tempat-tempat umum dengan bahan bakar padat.
  2. Hydrant

    Hydrant memiliki sistem dalam bentuk jaringan pipa air yang digunakan untuk memadamkan api. Maka dalam mendukungnya sebagai alat pelindung kebakaran yang tepat digunakan pada area tertentu, seperti bangunan, fasilitas industri, atau area publik. Hydrant terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk pipa air, hidran, nozzle, dan valve (katup). Hydrant sendiri memiliki dua jenis, yakni hidran luar ruangan dan hydrant dalam ruangan yang pemasangannya disesuaikan agar mudah dijangkau. Hydrant digunakan bersamaan dengan selang pemadam api. Selang ini dihubungkan ke hydrant dan nozzle, dan dapat diarahkan ke sumber kebakaran. Operator selang pemadam api dapat mengontrol aliran air untuk memadamkan api.

  3. Sprinkler

    Sprinkler adalah alat penyemprot air otomatis yang diaktifkan oleh panas api. Dimana ketika elemen sprinkler meleleh, katup di dalam sprinkler terbuka dan memungkinkan air mengalir ke bawah. Sehingga, perlu dipahami tidak semua area bisa dideteksi sprinkler, namun beberapa lokasi  terkena panas yang cukup, yang membuatnya umum untuk memadamkan kebakaran kelas A dan C. Akan tetapi, ada juga sprinkler dirancang untuk kelas B. Biasanya dalam penggunaan sprinkler dipasang pada langit-langit, tembok atau pilar. Bahan pemadam api pada sprinkler umumnya adalah api, namun ada juga dibuat dari bahan busa atau karbon dioksida.

  4. Selimut Api

    Selimut api digunakan untuk memadamkan api kecil dan melindungi diri dari panas api. Dimana selimut api terbuat dari bahan tahan api dan dapat digunakan ketika terjadi situasi darurat. Untuk itu harus diletakkan pada area yang mudah dijangkau pada waktu tidak bisa diprediksi secara pasti.  Cara kerjanya, diletakkan secara hati-hati di atas sumber api untuk memblokir pasokan oksigen dan memadamkan api. Adapun untuk melindungi diri dari panas api digunakan dengan membungkus tubuh atau kepala, agar terhindar dari api yang bisa melukai tubuh.

 

Baca juga : Riksa Uji Proteksi Kebakaran: Melindungi Aset dan Nyawa Manusia

 

Cara Penggunaan Alat Pelindung Kebakaran yang Tepat

  • Bacalah Instruksi Penggunaan Alat Sebelum Digunakan
    Instruksi penggunaan adalah langkah utama yang harus dipahami dalam menggunakan alat pelindung kebakaran yang tepat. Sebab masing-masing alat pelindung kebakaran memiliki konsep dan sistemnya sendiri ketika beroperasi. Kamu juga harus memastikan bahwa langkah yang tengah dikerjakan tepat dan sesuai dengan instruksi penggunaan.
  • Pastikan Alat Dalam Kondisi Baik dan Siap Digunakan
    Kondisi yang baik dan siap digunakan perihal alat pelindung kebakaran harus diperhatikan dengan baik. Caranya dengan pemeriksaan visual dengan memeriksa apakah ada kerusakan fisik, korosi, atau tanda-tanda kerusakan. 

    Selanjutnya, mengecek kadaluarsa, memperhatikan indikator dan meter, memastikan segel masih utuh, memerhatikan penutup dapat dilepas dengan mudah untuk memudahkan penggunaan saat darurat, melakukan simulasi penggunaan, mengisi ulang atau mengganti bahan pemadam saat diperlukan.Terpenting juga dilakukan kegiatan menyimpan alat dengan benar, mencatat pemeriksaan serta perawatan untuk memiliki dokumentasi berkala, melakukan pemeliharaan dengan menyerahkannya kepada profesional, dan terpenting mengadakan pelatihan penggunaan. Sebab tanpa teori tanpa pelatihan akan membuat canggung saat alat pelindung kebakaran memang benar-benar dibutuhkan dalam situasi darurat, yang akan mengurangi efisiensi waktu.

  • Arahkan Nozzle Alat ke Sumber Api
    Dalam mengarahkan Nozzle alat ke sumber apa harus dipastikan pengguna berada di lokasi yang aman dan tidak terancam oleh api sebelum mendekati sumber kebakaran. Namun, perlu dipahami seseorang boleh bertindak sebagai penyelamat, akan tetapi harus memastikan posisinya dengan memerhatikan jalur evakuasi. 

    Terpenting jangan panik, posisikan diri semaksimal mungkin dengan memeriksa tekanan APAR, apakah siap digunakan supaya tidak menguras waktu dan tenaga. Keefektifan alat juga dipengaruhi posisi diri apakah benar atau tidak, dengan memperhatikan arah angin, memegang alat dengan benar. Kemudian, baru mengarahkan Nozzle ke sumber api dengan menghindari angin.

  • Tarik Tuas dan Semprotkan Alat ke Sumber Api dengan Gerakan Menyapu
    Mengarahkan Nozzle ke sumber api dilakukan dengan menggunakannya dengan  gerakan menyapu. Dimana sebelumnya memilih APAR yang sesuai apakah kebakaran termasuk Kelas A, B atau C.  Langkah berikutnya memeriksa tekanan, memegang APAR dengan benar, dan menarik tuas pengaktif.
  • Jaga Jarak Aman dari Sumber Api
    Jaga jarak aman dari sumber api dilakukan dengan memperhatikan jarak minim pengguna APAR dengan sumber api untuk memperhatikan keselamatan sendiri, tetap pada jarak yang disarankan petugas, menghindari gerakan yang akan bisa menyebarkan api. Kunci utamanya pada poin ini adalah memprioritaskan keselamatan dan mengikuti petunjuk.

 

Baca juga : 5 Tips untuk Identifikasi Peraturan HSE yang Penting

 

Tips Merawat Alat Pelindung Kebakaran

  • Periksa Alat Secara Berkala untuk Memastikan Kondisinya
    Memeriksa alat secara berkala dilakukan melalui upaya membuat jadwal perawatan rutin, melakukan pemeriksaan fisik, memeriksa tanggal kadaluarsa, memeriksa tekanan pada alat yang menggunakan tekanan sebagai poin kunci penggunaanya, memeriksa isi dan kondisi bahan pemadam, simulasikan penggunaan, membersihkan dan memelihara Nozzle, memastikan peletakkan alat pelindung dari kebakaran berada pada wilayah yang mudah dijangkau, perhatikan lingkungan penyimpanan, mencatat hasil pemeriksaan, apabila ditemukan segera ganti komponen alat yang rusak atau kadaluarsa, serta pertimbangkan untuk mendapatkan pemeriksaan dan pemeliharaan lebih lanjut dari teknisi atau profesional yang berpengalaman.
  • Isi Ulang APAR Setelah Digunakan
    Ketika mengisi ulang APAR setelah digunakan perlu melakukan pemastian bahwa area sekitar aman dan tidak ada bahaya yang dapat membahayakan operator atau orang lain, periksa kondisi umum APAR setelah digunakan, catat informasi penting, menghubung layanan pengisian ulang profesional, memastikan bahan pemadam sesuai, menggunakan peralatan pengisian yang tepat, melakukan pengisian secara berhati-hati, uji tekanan dan fungsionalitas. 

    Selanjutnya apabila segel atau penutup pada APAR rusak selama proses penggunaan atau pengisian ulang, pastikan untuk menggantinya agar segel dan bahan pemadam tetap terlindungi. Kemudian, buat catatan yang mencatat tanggal pengisian ulang, lakukan simulasi penggunaan untuk memastikan bahwa APAR berfungsi dengan baik dan operator tahu cara menggunakannya, konsultasikan dengan petugas pemadam kebakaran atau ahli keamanan setempat apabila terdapat keraguan.

  • Ganti Alat yang Sudah Rusak atau Kadaluarsa
    Sebelum mengganti alat yang sudah rusak atau kadaluarsa. Maka perlu dilakukan pemeriksaan kondisi alat secara berkala, mencatat tanggal kadaluarsa, memerhatikan tanda-tanda kerusakan, melakukan pengujian fungsional. Baru ketika ditemukan tanda-tanda kerusakan atau kadaluarsa, selanjutnya ganti alat dengan memperhatikan standar keamanan, catat riwayat pemeliharaan, mengadakan pelatihan, beri penggantian pada alat yang lebih diprioritaskan keberadaanya, dan konsultasikan pada ahlinya.
  • Lakukan Pelatihan Penggunaan Alat Pelindung Kebakaran Secara Berkala
    Melakukan pelatihan penggunaan alat pelindung kebakaran secara berkala dengan menetapkan jadwal pelatihan, menyertakan semua pihak yang relevan, selama pelatihan lakukan identifikasi dan jelaskan berbagai jenis alat pelindung kebakaran yang tersedia di lokasi. Kemudian, Lakukan demonstrasi langsung tentang cara menggunakan setiap jenis alat pelindung kebakaran, fokuskan pada latihan penggunaan APAR, lakukan simulasi situasi darurat selain dari demonstrasi langsung, berikan petunjuk evakuasi saat pelatihan, edukasikan peserta tentang berbagai jenis kebakaran dan bahan yang dapat terlibat, lakukan evaluasi dan berikan umpan balik kepada peserta setelah pelatihan. 

    Lalu, secara berkala, perbarui materi pelatihan untuk mencakup perkembangan terbaru dalam alat pelindung kebakaran atau informasi keselamatan lainnya, buat catatan dari hasil pelatihan, selalu komitmen untuk memprioritaskan perlindungan dari kebakaran dengan memanfaatkan alat dan memperkuat pemahaman.

 

Kesimpulan

Alat pelindung kebakaran dengan memahami jenis dan penggunaannya yang tepat adalah upaya menjaga keamanan dan keselamatan dari potensi kebakaran. Hal tersebut mengingat betapa pentingnya alat pelindung kebakaran memainkan peran vital dalam menjaga keamanan lingkungan. Maka, sebagai alat yang berperan penting, diperlukan pemahaman untuk mengetahui jenis alat pelindung kebakaran, seperti apa penggunaan yang tepat. Hal tersebut bukan tanpa alasan, karena kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan dan apa-apa saja yang dibutuhkan. Untuk itu pencegahan diawal menjadi poin penting yang disarankan dilakukan. 

Konsultasi Fire Risk Assessment

5/5 - (1 vote)
Bagikan halaman ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment