August 19, 2024

Kupas Tuntas Istilah HAZOP dan PHA

Kupas Tuntas Istilah HAZOP dan PHA

Pengertian Process Hazard Analysis (PHA)

Process Hazard Analysis (PHA) adalah pendekatan sistematis yang digunakan dalam industri untuk memeriksa dan menilai potensi bahaya yang mungkin terjadi dalam suatu proses. Metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai risiko yang terkait dengan proses industri dan menilai sejauh mana risiko tersebut dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan. PHA dilakukan dengan mengevaluasi proses dari berbagai perspektif, mempertimbangkan berbagai skenario dan kemungkinan penyimpangan dari operasi normal.

Selama proses PHA, berbagai jenis bahaya seperti bahaya kimia, mekanik, dan listrik dianalisis untuk mengidentifikasi potensi risiko yang mungkin timbul. Analisis ini melibatkan penilaian mendalam terhadap kemungkinan kejadian dan dampak potensial yang dapat ditimbulkan. Dengan memahami risiko yang ada, tim dapat memprioritaskan bahaya berdasarkan tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya.

Setelah bahaya diidentifikasi dan dinilai, langkah selanjutnya dalam PHA adalah merekomendasikan langkah-langkah pengendalian yang tepat. Ini termasuk tindakan-tindakan untuk mengurangi risiko, seperti perbaikan teknik, penerapan prosedur administrasi, dan penggunaan alat pelindung diri. PHA juga mencakup dokumentasi hasil analisis dan rekomendasi, serta melakukan tinjauan berkala untuk memastikan bahwa analisis tetap relevan dengan perubahan kondisi atau proses.

Dengan menggunakan PHA, organisasi dapat mengelola dan mengurangi risiko secara efektif, meningkatkan keselamatan operasional, dan memastikan bahwa proses industri berjalan dengan aman dan efisien.

 

Metode dalam Analisis Bahaya Proses (PHA)

Menurut OSHO, terdapat berbagai metode yang dapat digunakan dalam analisis bahaya proses (PHA) untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko dalam suatu sistem. Berikut adalah beberapa metode utama:

  1. Layer of Protection Analysis (LOPA): Metode ini dirancang untuk menilai efektivitas berbagai lapisan perlindungan yang ada dalam suatu proses industri. LOPA bertujuan memastikan bahwa cukup banyak lapisan pengamanan diterapkan untuk mengurangi risiko hingga mencapai tingkat yang dapat diterima. Metode ini membantu menentukan seberapa efektif sistem pengendalian yang ada dalam mencegah terjadinya insiden.
  2. Hazard and Operability Study (HAZOP): Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan masalah operasional dengan menganalisis deviasi dari kondisi operasional normal. HAZOP berfokus pada bagaimana penyimpangan dari standar operasi dapat menyebabkan bahaya atau mengganggu operasional, sehingga memungkinkan pengembangan tindakan mitigasi yang tepat.
  3. Failure Modes and Effects Analysis (FMEA): Metode ini menganalisis kemungkinan mode kegagalan dalam suatu sistem atau proses, serta dampaknya terhadap keseluruhan operasi. FMEA bertujuan untuk mengidentifikasi potensi kegagalan sebelum terjadi dan menilai dampaknya, sehingga memungkinkan tindakan pencegahan dan perbaikan yang lebih baik.
  4. What-If Analysis: Teknik ini melibatkan pembuatan skenario hipotetik dengan pertanyaan “bagaimana jika” untuk mengeksplorasi kemungkinan risiko dan dampaknya terhadap proses. Metode ini membantu mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin tidak terdeteksi melalui analisis konvensional.
  5. Fault Tree Analysis (FTA): FTA adalah metode yang digunakan untuk menganalisis penyebab-penyebab kegagalan dalam sistem dengan menyusun diagram pohon. Diagram ini menggambarkan hubungan sebab-akibat dari suatu insiden atau kegagalan, sehingga membantu dalam identifikasi akar penyebab dan pengembangan solusi.
  6. Bow Tie Analysis: Metode ini memvisualisasikan risiko dalam bentuk diagram berbentuk dasi kupu-kupu, yang menghubungkan penyebab, kejadian, dan dampak dari risiko. Diagram ini juga menunjukkan langkah-langkah pengendalian yang diterapkan untuk mencegah atau mengurangi dampak risiko.
  7. Hazard Identification (HAZID): HAZID adalah proses awal dalam identifikasi bahaya yang berfokus pada deteksi potensi bahaya dalam suatu proses atau sistem sejak tahap perencanaan. Metode ini bertujuan untuk mencegah masalah dengan mengidentifikasi bahaya potensial sebelum proses mulai berjalan.

Dengan menggunakan berbagai metode ini, organisasi dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang risiko dan bahaya yang mungkin timbul, serta mengembangkan strategi yang efektif untuk mengelolanya.

 

Baca juga : Apa Bedanya HIRADC, HAZOPS, & FMEA?

 

Apa itu HAZOP?

HAZOP (Hazard and Operability Study) adalah metode yang digunakan dalam analisis bahaya proses (PHA) untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan penyimpangan dari desain yang dimaksudkan dalam suatu sistem atau proses. Teknik ini merupakan pendekatan sistematis dan terstruktur yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua aspek risiko dan operabilitas proses telah diperhitungkan dengan baik. HAZOP memfokuskan perhatian pada kemungkinan penyimpangan dari desain yang bisa menimbulkan risiko atau masalah operasional.

Metode HAZOP bekerja berdasarkan asumsi bahwa penyimpangan dari desain atau niat operasional dapat memicu kejadian berisiko. Untuk mendeteksi penyimpangan tersebut, HAZOP menggunakan serangkaian “kata panduan” yang membantu dalam menilai berbagai perspektif penyimpangan yang mungkin terjadi. Kata panduan ini mencakup istilah seperti “lebih banyak,” “kurang,” “lebih cepat,” dan “lebih lambat,” yang digunakan untuk mengeksplorasi berbagai cara bagaimana proses dapat menyimpang dari rencana awal.

Dalam pelaksanaannya, HAZOP dilakukan dengan menganalisis sistem proses secara mendetail untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab penyimpangan dan dampaknya. Proses ini melibatkan diskusi kelompok yang terdiri dari berbagai ahli untuk memastikan bahwa semua potensi risiko dipertimbangkan. Setelah potensi penyimpangan diidentifikasi, langkah-langkah pencegahan atau mitigasi diusulkan untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul.

Studi HAZOP biasanya dilakukan pada tahap awal desain atau modifikasi suatu proses, dengan tujuan memastikan bahwa pertimbangan keselamatan sudah diintegrasikan sejak awal. Dengan menerapkan HAZOP, organisasi dapat mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah sebelum proses atau sistem mulai beroperasi, sehingga meningkatkan keselamatan dan efisiensi operasional.

 

Bagaimana Cara HAZOP Bekerja?

Dalam studi HAZOP (Hazard and Operability Study), proses dimulai dengan membentuk tim multidisiplin yang terdiri dari berbagai ahli, seperti insinyur, operator, dan profesional keselamatan. Tim ini memiliki tanggung jawab untuk menganalisis secara mendalam proses yang sedang ditinjau. Pendekatan ini penting karena memungkinkan berbagai perspektif dan keahlian yang berbeda untuk berkontribusi dalam identifikasi dan evaluasi bahaya.

Proses HAZOP dilakukan dengan menerapkan serangkaian “kata panduan” sistematis pada setiap parameter proses, item peralatan, dan elemen sistem kontrol. Kata panduan ini, seperti “lebih banyak,” “kurang,” “lebih cepat,” dan “lebih lambat,” digunakan untuk mengeksplorasi bagaimana penyimpangan dari kondisi operasi yang diinginkan dapat mempengaruhi proses. Dengan menganalisis bagaimana perubahan pada parameter ini dapat memicu masalah, tim dapat mengidentifikasi potensi bahaya yang mungkin tidak terdeteksi dalam analisis desain awal.

Selama sesi HAZOP, tim melakukan diskusi mendalam untuk mengeksplorasi berbagai skenario penyimpangan dan risiko yang terkait. Mereka mempertimbangkan bagaimana penyimpangan dapat menyebabkan kegagalan sistem, gangguan operasional, atau potensi insiden keselamatan. Diskusi ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua kemungkinan risiko dipertimbangkan dan diidentifikasi secara menyeluruh.

Setelah analisis selesai, tim menyusun laporan komprehensif yang merinci bahaya yang telah diidentifikasi dan memberikan rekomendasi untuk langkah-langkah pengendalian yang diperlukan. Laporan ini biasanya mencakup deskripsi bahaya, penyebab potensial, dampak yang mungkin terjadi, dan langkah-langkah mitigasi yang diusulkan. Rekomendasi ini bisa meliputi perubahan desain, peningkatan prosedur operasional, atau penambahan sistem pengamanan.

Studi HAZOP biasanya dilakukan pada tahap desain atau modifikasi proses untuk memastikan bahwa masalah keselamatan dapat diidentifikasi dan diperbaiki sebelum proses mulai beroperasi. Dengan demikian, HAZOP membantu memastikan bahwa pertimbangan keselamatan telah diintegrasikan dengan baik sejak awal, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko dan meningkatkan efisiensi operasional.

 

Baca juga : Pentingnya Pemahaman tentang Area Berbahaya terhadap Lingkungan dan Kesehatan 

 

Langkah-langkah Menerapkan Study HAZOP

Berikut adalah penjelasan yang lebih mendetail tentang lima langkah utama dalam melaksanakan studi HAZOP (Hazard and Operability Study):

1. Penentuan Ruang Lingkup & Pengumpulan Informasi

Langkah pertama dalam studi HAZOP adalah menentukan ruang lingkup dan mengumpulkan informasi yang relevan tentang proses yang akan dianalisis. Ini mencakup pengumpulan berbagai dokumen dan data yang penting, seperti:

  • PFD (Process Flow Diagram): Diagram ini menggambarkan aliran material dan energi dalam sistem secara keseluruhan, membantu tim memahami proses dari awal hingga akhir.
  • P&ID (Piping and Instrumentation Diagram): Diagram ini menunjukkan detail pipa, peralatan, dan instrumen yang digunakan dalam proses. Ini penting untuk memahami konfigurasi dan hubungan antar elemen dalam sistem.
  • Desain Gambar: Gambar teknik yang memberikan detail visual tentang desain sistem atau peralatan, yang membantu tim dalam memahami desain dan struktur proses.
  • Dokumen Konsep: Dokumen ini menjelaskan konsep dasar dari proses atau sistem, memberikan latar belakang yang diperlukan untuk analisis.
  • Panduan/Standar Industri: Panduan dan standar yang diterbitkan oleh industri memberikan pedoman terbaik dan praktik standar yang harus diikuti.
  • Standar Otoritatif: Standar resmi dari badan otoritatif seperti ISO atau ANSI, yang menetapkan persyaratan dan pedoman untuk keselamatan dan operasional.
  • Manual Operasi: Buku panduan yang menjelaskan prosedur operasional dan pemeliharaan peralatan, serta kebijakan keselamatan.

2. Pembentukan Node

Setelah informasi dikumpulkan, proses dilanjutkan dengan membagi keseluruhan sistem atau plant menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang disebut node. Node ini adalah titik spesifik dalam proses di mana potensi bahaya atau masalah operasional dapat muncul. Node dapat berupa:

  • Peralatan: Seperti reaktor, pompa, atau kompresor.
  • Instrumen: Termasuk pengukur tekanan, pengatur aliran, atau sensor suhu.
  • Wadah: Seperti tangki penyimpanan atau silo.
  • Pipa: Saluran yang mengalirkan bahan atau energi di dalam sistem.

Pembagian ini membantu tim HAZOP untuk fokus pada elemen-elemen tertentu dan menganalisis risiko secara lebih mendalam.

3. Penyusunan Kata Panduan

Kata panduan adalah istilah atau frasa yang digunakan untuk menggambarkan penyimpangan dari kondisi operasi yang diinginkan. Kata panduan ini membantu tim dalam mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin tidak langsung terlihat. Berikut Kata panduan yang umum digunakan meliputi:

  • Tidak Ada atau Tidak: Mengidentifikasi risiko jika ada komponen atau parameter yang tidak berfungsi seperti seharusnya, misalnya tidak ada aliran atau tidak ada daya.
  • Lebih Banyak: Menilai dampak dari peningkatan parameter seperti aliran yang berlebihan, tekanan tinggi, atau suhu yang lebih tinggi dari yang diinginkan.
  • Lebih Sedikit: Mengevaluasi risiko yang timbul dari penurunan parameter, seperti aliran yang kurang, tekanan rendah, atau suhu yang lebih rendah.
  • Terbalik: Menganalisis efek dari perubahan arah atau aliran yang tidak diinginkan, seperti aliran yang terbalik atau tindakan yang terbalik.
  • Sebagian: Mengidentifikasi masalah yang dapat timbul jika hanya sebagian dari sistem yang berfungsi atau jika ada pengurangan dalam jumlah bahan atau energi.

4. Pembentukan Tim HAZOP

Langkah ini melibatkan pembentukan tim HAZOP yang terdiri dari anggota dengan keahlian yang bervariasi untuk memastikan semua aspek proses dapat dianalisis secara menyeluruh. Tim idealnya terdiri dari:

  • Insinyur: Untuk memberikan pemahaman teknis tentang desain dan fungsi sistem.
  • Operator: Untuk memberikan wawasan tentang cara sistem beroperasi dalam praktik dan masalah yang mungkin timbul.
  • Manajer: Untuk memastikan bahwa analisis mempertimbangkan aspek manajerial dan kepatuhan terhadap standar.
  • Ahli Eksternal: Jika diperlukan, untuk mendapatkan perspektif tambahan dari luar yang mungkin memiliki pengalaman atau pengetahuan spesifik.

Anggota tim harus memiliki pengalaman, keterampilan, dan pemahaman yang baik tentang proses dan operasi yang sedang dianalisis.

 

Baca juga : Melindungi Diri dari Bahaya: Jenis-Jenis Alat Pemadam Kebakaran Pertama yang Wajib Dimiliki

 

Tinjauan HAZOP

Setelah semua elemen dipersiapkan, langkah berikutnya adalah melakukan tinjauan HAZOP dengan sesi brainstorming yang terstruktur. Proses ini melibatkan beberapa aktivitas penting:

  • Diskusi Mendalam: Tim HAZOP melakukan diskusi mendalam mengenai setiap node yang telah diidentifikasi. Mereka mengevaluasi bagaimana penyimpangan dari desain atau operasi yang diinginkan dapat mempengaruhi keselamatan dan kinerja proses. Diskusi ini membantu tim memahami bagaimana berbagai faktor dapat berinteraksi dan menciptakan potensi risiko
  • Penilaian Risiko: Setiap penyimpangan yang diidentifikasi dievaluasi untuk menentukan tingkat risikonya. Ini melibatkan penilaian dampak potensial terhadap keselamatan, kesehatan, dan lingkungan, serta kemungkinan terjadinya insiden. Tim mempertimbangkan seberapa besar dampak dari setiap risiko dan seberapa mungkin risiko tersebut terjadi.
  • Identifikasi Bahaya: Dengan menggunakan kata panduan, tim HAZOP mengidentifikasi bahaya yang mungkin tidak terdeteksi melalui analisis desain awal. Proses ini membantu memastikan bahwa semua kemungkinan bahaya dipertimbangkan dan dikelompokkan berdasarkan jenis penyimpangan.
  • Rekomendasi Mitigasi: Setelah bahaya diidentifikasi dan dinilai, tim HAZOP menyusun rekomendasi untuk langkah-langkah mitigasi. Ini bisa mencakup perubahan desain, penambahan sistem pengendalian, perbaikan prosedur operasional, atau pelatihan tambahan. Rekomendasi ini dirancang untuk mengurangi risiko hingga tingkat yang dapat diterima dan memastikan bahwa proses dapat berjalan dengan aman.
  • Dokumentasi Temuan: Seluruh temuan dari sesi tinjauan HAZOP didokumentasikan dengan rinci dalam laporan. Laporan ini mencakup deskripsi bahaya, penyebab penyimpangan, risiko yang terkait, dan rekomendasi mitigasi. Dokumentasi yang lengkap memastikan bahwa semua temuan dapat diakses dan ditindaklanjuti dengan efektif.
  • Penetapan Tindak Lanjut: Setelah tinjauan selesai, tim menentukan tindak lanjut yang diperlukan untuk mengimplementasikan rekomendasi. Ini melibatkan pengembangan rencana aksi, penugasan tanggung jawab, dan penetapan tenggat waktu untuk menyelesaikan perbaikan yang diusulkan. Tindak lanjut yang jelas memastikan bahwa rekomendasi diterapkan dan risiko dikendalikan secara efektif.

Dengan langkah-langkah ini, studi HAZOP dapat membantu mengidentifikasi dan mengelola risiko dalam proses, meningkatkan keselamatan, dan memastikan bahwa operasi berjalan dengan efisien dan sesuai dengan standar yang ditetapkan.

 

Baca juga : 7 Cara Ahli K3 Umum Menyelamatkan Nyawa di Tempat Kerja | Sertifikasi AK3U Kemnaker

 

Langkah-langkah dalam Analisis HAZOP

Berikut adalah penjelasan yang lebih mendetail tentang proses langkah-demi-langkah dalam tinjauan atau analisis HAZOP:

  1. Memberikan Nomor Pelacakan Unik untuk Setiap Entri
    Setiap temuan dalam analisis HAZOP diberi nomor pelacakan unik untuk memastikan organisasi dan referensi yang jelas. Nomor ini memudahkan pencatatan, pelacakan, dan peninjauan kembali terhadap entri yang spesifik, sehingga meminimalkan kemungkinan kebingungannya di kemudian hari. Nomor ini juga memudahkan dalam merujuk ke temuan tertentu dalam dokumentasi dan laporan akhir.
  2. Menggunakan Kata Panduan Penyimpangan
    Tim HAZOP menerapkan kata panduan penyimpangan untuk mengevaluasi setiap elemen proses. Kata panduan ini adalah istilah standar yang digunakan untuk menggambarkan berbagai penyimpangan dari kondisi operasi yang diinginkan. Kata panduan umum seperti “lebih banyak,” “kurang,” “terbalik,” dan “sebagian” membantu tim dalam mengidentifikasi bagaimana penyimpangan tersebut dapat mempengaruhi proses dan sistem.
  3. Menjelaskan Kata Panduan (Material, Proses, dll.)
    Setelah memilih kata panduan yang relevan, tim menjelaskan aplikasinya dalam konteks parameter proses yang spesifik. Misalnya, jika kata panduan adalah “lebih banyak,” penjelasan akan mencakup parameter yang terpengaruh seperti aliran, tekanan, atau suhu. Penjelasan ini memberikan konteks tentang bagaimana kata panduan digunakan untuk mengevaluasi penyimpangan dan membantu dalam memahami potensi risiko.
  4. Menjelaskan Penyimpangan
    Penyimpangan yang teridentifikasi dijelaskan dengan rinci, termasuk bagaimana penyimpangan tersebut dapat terjadi dan apa yang menyebabkannya. Ini mencakup situasi di mana kondisi operasi berbeda dari yang direncanakan, serta mekanisme atau faktor penyebab yang mendasarinya. Penjelasan ini membantu tim dalam memahami potensi masalah yang dapat timbul dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi keseluruhan proses.
  5. Menjelaskan Kemungkinan Penyebab Penyimpangan
    Tim HAZOP menyelidiki dan mendokumentasikan penyebab potensial dari setiap penyimpangan yang diidentifikasi. Ini mencakup faktor-faktor seperti kegagalan peralatan, kesalahan manusia, kondisi lingkungan yang ekstrem, atau gangguan dalam pasokan bahan. Dengan memahami penyebab potensial, tim dapat lebih baik mengevaluasi risiko dan menentukan langkah-langkah mitigasi yang tepat.
  6. Menjelaskan Konsekuensi Penyimpangan
    Konsekuensi dari penyimpangan dijelaskan secara rinci, termasuk dampaknya terhadap keselamatan, kesehatan, lingkungan, dan operasional. Tim mempertimbangkan berbagai hasil potensial yang bisa terjadi jika penyimpangan tidak dikendalikan, seperti kecelakaan, kerusakan peralatan, atau pencemaran lingkungan. Penjelasan ini memberikan wawasan tentang seberapa serius dampak dari setiap penyimpangan dan mengapa pengendalian yang efektif diperlukan.
  7. Menyusun Kontrol Preventif atau Reaktif untuk Mengurangi Keparahan atau Kemungkinan Penyimpangan
    Tim menyusun daftar tindakan pengendalian yang dapat diambil untuk mengurangi keparahan atau kemungkinan penyimpangan. Kontrol ini bisa berupa langkah-langkah preventif yang diambil sebelum penyimpangan terjadi, seperti perbaikan desain atau prosedur operasional yang lebih baik, atau langkah-langkah reaktif yang diambil setelah penyimpangan terjadi, seperti sistem peringatan atau prosedur darurat. Tindakan ini dirancang untuk meminimalkan risiko dan memastikan proses berjalan dengan aman.
  8. Memberikan Komentar tentang Alasan, Asumsi, dan Data yang Relevan
    Tim memberikan komentar yang mendetail tentang alasan di balik penilaian yang dilakukan, asumsi yang digunakan selama analisis, dan data yang mendukung temuan. Ini termasuk menjelaskan dasar pemikiran, data teknis, atau informasi tambahan yang mendasari penilaian risiko dan rekomendasi. Komentar ini membantu memastikan bahwa semua temuan dan rekomendasi didasarkan pada informasi yang solid dan dapat dipertanggungjawabkan.
  9. Mengidentifikasi Tindakan Kontrol yang Diperlukan
    Setelah risiko dan bahaya teridentifikasi, tim menentukan tindakan kontrol spesifik yang diperlukan untuk menangani penyimpangan. Ini mencakup pengembangan rencana aksi untuk mengimplementasikan langkah-langkah mitigasi yang telah direkomendasikan. Tindakan kontrol ini harus dirinci dan melibatkan langkah-langkah yang jelas serta penjadwalan untuk memastikan bahwa masalah ditangani dengan efektif.
  10. Mencatat Siapa yang Bertanggung Jawab atas Tindakan
    Penunjukan tanggung jawab adalah langkah penting dalam memastikan bahwa tindakan kontrol yang diidentifikasi diterapkan dengan benar. Tim harus mencatat siapa yang bertanggung jawab untuk setiap tindakan, memastikan bahwa ada pemilik yang jelas untuk setiap tugas dan bahwa tindak lanjut dilakukan sesuai dengan rencana. Pencatatan tanggung jawab ini membantu dalam memastikan akuntabilitas dan memfasilitasi pemantauan serta pelaporan.

Dengan mengikuti proses langkah-demi-langkah ini, tim HAZOP dapat melakukan analisis yang komprehensif dan sistematis, mengidentifikasi risiko dengan tepat, dan merancang langkah-langkah mitigasi yang efektif untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi proses.

 

Baca juga : 7 Alat Bantu dalam Melakukan Investigasi Insiden yang Efektif

 

Mengapa Harus Menggunakan HAZOP?

HAZOP dianggap sebagai salah satu metode PHA (Process Hazard Analysis) yang paling efektif dan alat penilaian risiko dibandingkan dengan metode PHA tradisional lainnya. Keunggulan HAZOP terletak pada kemampuannya untuk mengidentifikasi berbagai skenario bahaya dengan menggabungkan analisis keselamatan dan operabilitas. Metode ini memastikan bahwa semua kemungkinan skenario bahaya dipertimbangkan, baik dari segi keselamatan maupun kinerja operasional.

HAZOP diakui sebagai metode yang paling sesuai untuk menilai bahaya di fasilitas, peralatan, dan proses. Dengan pendekatan sistematisnya, HAZOP dapat mendalami penyimpangan dari kondisi operasi normal dan mengevaluasi konsekuensinya secara mendetail, sehingga memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang potensi risiko.

Keterbatasan HAZOP

Namun, HAZOP juga memiliki keterbatasan. Karena fokusnya pada analisis individu node, metode ini mungkin melewatkan beberapa skenario yang melibatkan interaksi antara node-node yang berbeda. Selain itu, HAZOP tidak memiliki kemampuan untuk melakukan pemeringkatan atau prioritisasi risiko, yang dapat membatasi kemampuannya dalam menentukan mana risiko yang harus ditangani terlebih dahulu.

Keberhasilan tinjauan HAZOP sangat bergantung pada kemampuan para ahli materi (Subject Matter Experts/SMEs) untuk memprediksi penyimpangan berdasarkan pengalaman masa lalu dan keahlian di bidangnya. Ketergantungan pada pengalaman subjektif ini dapat memengaruhi efektivitas analisis jika tidak didukung oleh data atau informasi yang memadai.

 

Bagaimana Synergy Solusi Indonesia Membantu Anda dalam Studi HAZOP?

Synergy Solusi Indonesia, anggota dari PROXSIS GROUP, berkomitmen untuk meningkatkan keselamatan dan memastikan kepatuhan terhadap undang-undang, kode, dan standar yang relevan dengan menawarkan layanan konsultasi dan teknis yang komprehensif tentang HAZOP.

Konsultasi hazard dan operability study

Layanan kami mencakup fasilitasi studi HAZOP oleh para ahli yang berpengalaman, yang memastikan bahwa sesi brainstorming dilakukan secara terstruktur dan sistematis. Kami berfokus pada menghasilkan solusi kreatif serta mendukung analisis dan dokumentasi yang lengkap untuk memaksimalkan hasil dari studi HAZOP. Ambil kesempatan ini untuk dapatkan konsultasi gratis bersama kami. Klik link berikut ini untuk konsultasi gratis!

 

5/5 - (1 vote)
Bagikan halaman ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment