January 3, 2024

Memanfaatkan Teknologi Konstruksi Hijau untuk Keberlanjutan Lingkungan

Memanfaatkan Teknologi Konstruksi Hijau untuk Keberlanjutan Lingkungan

Keberlanjutan lingkungan menjadi tanggung jawab bersama baik dalam pemeliharaan ataupun penyelesaian permasalahan dalam sebuah usaha. Usaha tersebut dinamakan dengan konstruksi hijau. Kenapa disebut dengan konstruksi hijau? Sebab konstruksi hijau termasuk usaha dalam gerakan yang berkelanjutan berdasarkan tahap perencanaan, pelaksanaan, efisiensi dan berbiaya rendah. Artinya ada manajemen konstruksi di dalam gerakan untuk mengurangi dampak lingkungan sepanjang siklus hidup suatu bangunan.

Hal baik ini terjamah di mata dunia dengan adanya kecenderungan peningkatan praktik konstruksi hijau.  Melalui peningkatan praktik konstruksi hijau secara teknikal di dunia sudah banyak diadopsi ke dalam perangkat-perangkat yang lebih sederhana.  Sebab bangunan memiliki banyak peran dalam menyebabkan emisi karbon dioksida. Seperti yang diketahui emisi karbon bisa menciptakan perubahan iklim dalam mendorong timbulnya pemanasan global, sebagai sebuah permasalahan yang harus segera bijak untuk diselesaikan. Sehingga terlahirlah kesadaran dalam kecenderungan peningkatan praktik konstruksi hijau di dunia untuk keberlanjutan lingkungan.

 

Teknologi Konstruksi Hijau yang Dapat Dimanfaatkan 

Tahukah kamu jumlah populasi dunia semakin meningkat dan penggunaan sumber daya mengalami banyak permintaan. Banyaknya keterbutuhan dan pemakaian tersebut juga mempengaruhi lingkungan. Jadi melalui permasalahan ini bagaimana cara kita agar tetap bisa memenuhi kebutuhan, namun juga harus memproritaskan keberlanjutan lingkungan ? Oleh karenanya, teknologi konstruksi hijau dimungkinkan menjadi jawabannya, dimulai dengan :

Material Ramah Lingkungan dan Daur Ulang

  1. Tenaga Surya

    Pemanfaatan tenaga surya pada konstruksi hijau memiliki pengaruh baik kepada lingkungan. Bahkan pembangkit listrik tenaga surya tidak selalu membutuhkan peralatan yang banyak.

    Adapun saat kamu menggunakan desain rumah tenaga surya pasif hanya memerlukan penempatan jendela strategis di dalam rumah. Kemudian, kamu bisa memanfaatkan sinar tersebut sebagai pemanas ruangan, melalui masuknya panas ke jendela dan diserap seperti dinding gelap menahan panas sebagai penghangat rumah. Kemudian, untuk penyebarannya ke seluruh ruangan cukup dengan ventilasi dan kipas angin.

    Namun perlu dipahami, kamu hanya bisa menggunakan hal ini jika memenuhi ukuran sistem dan iklim tepat. Artinya tetap berdasarkan efisiensi panel surya.

  2. Baja Bekas

    Ada perbedaan selain baru dan lama dari baja bekas dengan baja siap diproduksi pabrik. Perbedaan itu berhubungan dengan memerlukan energi yang lebih sedikit saat mendaur ulang baja menjadi kembali layak dipakai. Baja bekas juga lebih kokoh dan tahan dalam situasi gempa dan cuaca ekstrem. Karenanya, penggunaan baja bekas pada konstruksi bangunan karbon netral banyak digunakan diseluruh dunia.

  3. Kayu Bekas Pakai

    Kayu menjadi satu hal penting dalam melakukan konstruksi. Namun, yang menjadi permasalahanya ketika keterbutuhan pemakaian kayu meningkat akan semakin banyak pohon yang menjadi sasarannya. Bahkan, tidak jarang banjir, longsor dan bencana lainnya disebabkan oleh ulah tangan-tangan jahil yang menebang pohon sembarangan tanpa adanya penanaman kembali, penembangan yang memperhatikan jarak, dan pohon apa-apa saja yang boleh ditebang dengan identifikasi terlebih dahulu.

    Untuk itu, kamu bisa menggunakan kayu bekas pakai dan benda ini cukup mudah untuk dijumpai, baik di bangunan bekas, kapal, dan lainnya. Penggunaan kayu bekas juga bisa kamu pakai untuk membuat furniture, lantai, bahkan membuat rangka bangunan.

  4. Bambu

    Untuk  daerah tropis bambu tidak sulit ditemukan, namun ada keunikan lain dari tumbuhan yang satu ini. Bambu ini termasuk tumbuhan yang cukup mudah untuk tumbuh, bahkan durasi untuk proses panen berkisar 1-5 tahun. Kamu juga tidak perlu repot-repot untuk menanam bambu kembali, karena tumbuhan ini bisa tumbuh dengan sendirinya dari akarnya.

    Pada konstruksi bangunan bambu umumnya digunakan untuk pembuatan atap, pagar, dan penyangga rangka dinding. Harganya juga murah dan dapat didaur ulang.

 

Peralatan Konstruksi Hemat Energi

  1. AC Hemat Energi

    Perubahan kondisi cuaca memang menimbulkan ketidaknyamanan, semisalnya pada kota-kota besar banyak gedung atau bangunan yang menggunakan AC atau pending ruangan. Tapi tahukah kamu, AC menyerap pemakaian energi listrik. Untuk itu kamu bisa mengantisipasi hal itu dengan menggunakan AC hemat energi

    AC hemat energi adalah peralatan yang memiliki fitur programmable thermostat atau pengatur suhu ruangan. Melaluinya, pemakaian listrik menjadi lebih hemat.

  2. Mesin Cuci Satu Tabung

    Setiap orang dikerja untuk mengerjakan pekerjaan rumah sesingkat mungkin, agar bisa menyelesaikan pekerjaan berikutnya. Maka mesin cuci menjadi teknologi yang menawarkan kemudahan di dalam pemakaiannya. Namun, didalam pemakaian itu kamu akan menemukan pemakaian energi yang cukup banyak. Seiring dengan banyaknya pakaian yang harus dicuci setiap harinya.

    Maka untuk persoalan hemat energi, kamu bisa menggunakan mesin cuci tabung yang berbeda dari mesin cuci dengan dua tabung. Pada mesin cuci satu tabung kamu bisa membersihkan pakaian tiga tahap dalam satu tabung, tentu hal itu akan menghemat pemakaian energi.

  3. Lampu LED

    Setiap bangunan membutuhkan lampu sebagai penerangan dalam beraktivitas. Namun, dari banyaknya penggunaan lampu tentu akan berdampak dari penggunaan energi berkelanjutan. Untuk itu lampu LED menawarkan pemakaian energi lebih hemat dari penerangan pada umumnya. Lampu LED memang lebih mahal, tapi kamu bisa menanggapnya sebagai investasi awal yang memberikan keuntungan pada jangka panjang.

 

Baca juga : Panduan Memilih Peralatan Konstruksi Berkualitas dengan Harga Terjangkau

 

Manajemen Limbah dan Penggunaan Energi Terbarukan

  1. Manajemen Limbah Konstruksi

    Konstruksi di dalam prosesnya akan selalu menimbulkan limbah. Untuk itu diperlukan pengelolaan limbah konstruksi yang baik dan sesuai aturan. Melalui hal itu lingkungan akan tidak terkontaminasi dengan dampak negatif dari konstruksi.

    Manajemen limbah konstruksi bisa dilakukan dengan penyediaan tempat sampah organic dan non organik di lokasi konstruksi, terpal menutupi tanah di dalam truk, pembuatan jebakan lumpur sebelum air buangan konstruksi masuk ke saluran drainase, mencuci ban pengangkut material sebelum ke luar dari lokasi konstruksi, dan lainnya.

  2. Lubang Resapan Bioperi

    Lubang Resapan Bioperi ditawarkan sebagai teknologi dalam bentuk lubang silinder, vertical ke dalam tanah, diameter ± 10 cm dan kedalaman sekitar 100 cm. Namun, Lubang Resapan Bioperi untuk bisa efektif tidak melebihi kedalaman permukaan air tanah.

    Lubang Resapan Bioperi berfungsi untuk menjaga kelestarian air bawah tanah sehingga bisa mengatasi masalah air termasuk banjir. Fungsi penting lainnya, Lubang Resapan Bioperi menjadi teknologi dengan manajemen lingkungan proyek dengan mengatasi permasalahan sampah. Melaluinya, pembuangan jenis sampah organik bisa dimasukkan ke dalam Lubang Resapan Bioperi. Sehingga hal-hal itu dapat meningkatkan kualitas tanah dan dapat berguna untuk kebutuhan tumbuhan.

 

Baca juga : Persyaratan dan Prosedur Audit SMK3 Internal Berdasarkan PP 50/2012

Manfaat Penerapan Konstruksi Hijau 

Penerapan konstruksi hijau menaruh banyak manfaat di dalamnya. Kenapa tidak? Konstruksi hijau dapat memberi manfaat dalam tiga hal, berhubungan dengan people mencakup kesehatan dan keselamatan, planet dengan memberikan lingkungan yang lebih ramah kepada lingkungan, serta profit lebih luas termasuk bersifat unik. Ketiga hal ini dapat kamu lihat di antaranya ke dalam : 

  • Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

    Perubahan iklim menjadi perhatian dunia sebagai dampak peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Oleh sebab itu, orang-orang mulai berpikir bagaimana tetap mempertahankan lingkungan ramah, tapi tidak menghambat pembangunan. Pasalnya, semakin lama penduduk di bumi masih membutuhkan tempat untuk berteduh dan beraktivitas. Sementara, salah satu kontributor penyumbang terbesar dalam emisi GRK adalah konstruksi dan tentunya bangunan yang tidak ramah lingkungan, karena memakai teknologi kurang menghemat energi.

    Pikiran tersebut mendorong terciptanya penerapan konstruksi hijau bahkan green building dalam lingkup jauh lebih besar. Adapun untuk konstruksi hijau tidak hanya berbicara tentang bangunan yang hijau, namun bangunan didesain dengan memanfaatkan teknologi dan materi ramah lingkungan.  Melalui penerapan itu maka terciptalah pengurangan emisi GRK secara berkelanjutan pada pembangunan dalam jangka panjang.

  • Menjaga Kelestarian Alam

    Secara garis besar kontributor penyumbang cukup besar berasal dari kontruksi baik emisi karbon dan konsumsi sumber daya global. Tentu hal ini menyebabkan terancamnya perubahan iklim, kekurangan energi, memunculkan masalah kesehatan. Sehingga hal inilah yang membuat dorongan penerapan konstruksi hijau. Akibatnya hal ini akan berdampak pada pembangunan gedung tahan lama, maka beriringan dengan itu energi akan lebih hemat, polusi dan limbah bisa berkurang, sehingga mendorong kelestarian alam melalui penjagaan lingkungan ramah melalui pembangunan yang ramah lingkungan.

  • Efisiensi Biaya Dalam Jangka Panjang

    Penerapan konstruksi hijau bisa menjadi hal yang menaruh keuntungan didalamnya. Sebab melalui penerapannya pengeluaran kamu dalam jangka panjang akan lebih efisien dan mendekati perbaikan lingkungan. Profit itu bisa didapatkan dari pemilik bangunan sekaligus pengelola bangunan, dan menjadi keuntungan yang luas serta lebih menarik untuk kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

    Alasannya cukup sederhana, dalam jangka panjang jika bangunan dibuat berdasarkan konstruksi hijau otomatis pemakaian energi akan jauh lebih hemat. Maka pengeluaran lebih sedikit dan kamu bisa mendapatkan efisiensi biaya dalam jangka panjang selama bangunan itu ada.

 

Baca juga : K3 Umum dalam Bisnis Kecil dan Menengah: Tantangan dan Solusi

 

Kendala Penerapan Teknologi Konstruksi Hijau

  • Tingginya Biaya Investasi Awal

    Sebenarnya penerapan teknologi konstruksi hijau memiliki kelebihan sekaligus kendala di dalamnya. Kenapa demikian ? Karena untuk menggunakan teknologi konstruksi hijau awalnya harus menggunakan investasi awal dengan biaya tinggi, yang bahkan lebih menguras anggaran ketimbang memakai bahan biasa pada umumnya. Namun, untuk penggunaan jangka panjang akan terbayar dari energi yang digunakan melalui penghematan pada bangunan itu sendiri. Hal inilah yang menjadi dilema dan perlu pemikiran lebih luas untuk berinvestasi dalam jangka panjang tersebut, karena bagaimanapun investasi awal dengan biaya tinggi ini juga akan mempengaruhi sedikit banyaknya dalam menciptakan lingkungan yang ramah.

    Tingginya biaya investasi awal juga tidak hanya berbicara soal materi bahan bangunan, namun para ahli yang benar-benar ahli dibidang konstruksi hijau. Sebab berhubung di Indonesia khususnya belum banyak wilayah yang memahami penerapan konstruksi hijau, maka menjadi bentuk nyata masih sedikit tenaga ahli dalam pembuatan gedung berkonsep konstruksi hijau, sehingga butuh biaya lebih dalam menyewa jasa tersebut.

  • Regulasi dan Infrastruktur yang Belum Memadai

    Di Indonesia sendiri memang penerapan teknologi konstruksi hijau sudah diperkenalkan yang lebih dikenal dengan bangunan hijau, serta memang telah diadopsi oleh beberapa wilayah seperti Jakarta dan Bandung. Namun tidak semua wilayah yang menggunakan hal ini, dan masih pada tahap pengembangan dan perkenalan.

    Sementara fokus dalam konstruksi masih banyak pada produktivitas, tetapi disisi lain lingkungan tempat tinggal kurang diperhatikan. Pasalnya, regulasi dan infrastruktur yang belum memadai.

  • Kurangnya Pemahaman dan Kesadaran

    Saat melakukan pembangunan lebih banyak ditemukan fokus pada produktivitas, namun lupa dengan masalah lingkungan yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Selain itu pemahaman terhadap aturan konstruksi hijau masih kurang, seperti halnya diatur dalam kontraktor nasional P.T. Pembangunan Perumahan (PP), untuk melakukan penerapan konstruksi hijau. Dalam penilaian konstruksi hijau atau Green Contractor Assessment Sheet dilihat berdasarkan tepat guna lahan, efisiensi dan konservasi energi, konservasi air, manajemen lingkungan proyek konstruksi, sumber dan siklus material, kesehatan dan kenyamanan di dalam lokasi proyek konstruksi, lubang resapan biopori. Memang hal ini butuh pemahaman dan kesadaran yang cukup banyak karena banyak hal yang mesti dilakukan.

    Jika hal ini dilakukan seperti bentuk salah satu konstruksi hijau antara penggabungan teknologi dan konstruksi berkelanjutan bisa dijadikan dua sisi yang beiringan dengan satu fokus. Maksudnya, teknologi bisa hadir untuk menghemat energi, sebut saja kran otomatis, lampu dengan kontrol, jendela yang bisa lebih banyak menyerap cahaya dan hal-hal lainnya yang memang mahal di awal tapi menguntungkan untuk jangka panjang.

    Selain pemakaian material ramah lingkungan, kamu juga bisa memakai material dari daur ulang. Memang hal ini awalnya tidak sesederhana saat kamu membeli bahan bangunan di toko bangunan kebanyakan. Namun dibalik ketidak sederhanaan pencarian material itu kamu bisa memberikan efek baik bagi lingkungan, anggaran yang dipakai juga jauh lebih hemat ketimbang kamu harus membeli barang baru. Dua perpaduan ini bisa jadi hal baru untuk memulai langkah membangun konstruksi hijau.

 

Baca juga : Pemenuhan Syarat Kesehatan Kerja pada SMK3 Perusahaan Manufaktur

 

Strategi Mengatasi Kendala Adopsi

  • Edukasi Bagi Pelaku Industri Terkait Manfaat Panjang

    Profit atau keuntungan memang menjadi salah satu tujuan dari pengadaan konstruksi, terutama untuk pelaku industri. Pelaku industri sendiri  memiliki peran besar dalam pembangunan yang menyumbang emisi GRK.

    Adapun ketika berbicara keuntungan, maka ada dua manfaat didalamnya yakni manfaat panjang dan pendek. Dua hal ini menjadi berbeda, ketika prosesnya apakah memakai konsep konstruksi hijau atau tidak. Sehingga untuk bisa pelaku industri dapat mengadopsi praktik konstruksi hijau, tentu memerlukan edukasi terutama pemerintah berperan di sini.

    Mengapa eduksi diperlukan ? Karena dalam mengadopsi penerapan konstruksi hijau perlu pemahaman yang kuat. Banyak hal yang menjadi pertimbangan dan bagi Indonesia konstruksi hijau masih dalam tahap pengembangan, sehingga tidak banyak pelaku industri yang memahami hal itu.

    Namun berbeda jadinya ketika pelaku industri telah memiliki eduksi, maka tidak ada alasan untuk tidak menerapkan hal ini. Akan tetapi hal ini belumlah cukup harus ada intensif dengan regulasi pemerintah dalam praktik konstruksi hijau tersebut.

  • Insentif dengan Regulasi Pemerintah Terkait Praktik Konstruksi Hijau

    Penerapan konstruksi hijau di Indonesia dengan luar negeri memiliki perbedaan yang cukup jauh. Kenapa hal ini bisa terjadi ? Seperti yang tertulis di atas di Indonesia memang telah ada adopsi konstruksi hijau di Jakarta dan Bogor, namun secara keseluruhan belum menjangkau ke berbagai wilayah di Indonesia. Sementara itu, di Amerika Serikat konstruksi hijau terdapat apresiasi insentif financial semisal pengurangan pajak dan kemudahan pinjaman hingga pengurangan retribusi operasional bangunan.

    Oleh karenanya, insentif dengan regulasi dari pemerintah terhadap praktik konstruksi hijau sangat dibutuhkan. Hal ini sebagai bentuk perhatian dengan tertata dalam regulasi yang jelas, sehingga konstruksi dapat terarah dengan baik sesuai panduan yang telah ditetapkan. Selain itu, ketika pemerintah telah menetapkan regulasi, maka akan semakin ketat pula industry terutama jasa konstruksi dalam melakukan kegiatannya untuk proaktif terhadap lingkungan.

  • Riset Inovasi Teknologi Konstruksi Hijau

    Riset inovasi teknologi konstruksi hijau menjadi alternatif untuk adopsi konstruksi hijau. Sebab, melalui riset bisa dilakukan inovasi yang membantu persoalan konstruksi. Pasalnya, kebutuhan dan keinginan manusia akan selalu meminta pengembangan yang berkelanjutan. Konstruksi hijau juga didesain untuk memenuhi keinginan dan membentuk kenyamanan dari pemakai gedung.

 

Kesimpulan 

Konstruksi hijau tidak sekedar bangunan hijau dengan banyak tumbuhan di dalamnya. Hal ini berbeda dari itu, dan perbedaan itu difungsikan untuk keberlanjutan lingkungan. Sebab, seperti yang kamu ketahui bahwa bumi dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Banyak hal perilaku atau tindakan manusia yang melukai lingkungan. Lingkungan menjadi tercemar bahkan rusak, emisi Gas Rumah Kaca, banjir, limbah, dan lainnya membuat bumi tidak nyaman ditinggali baik untuk manusia atau makhluk lainnya. 

Kondisi ini juga harus dibarengi dengan kenyataan bahwa penyumbang emisi karbon dan pemakai energi disebabkan konstruksi dan pemakaian berikutnya dari fasilitas bangunan. Namun, hal tersebut tidak bisa dihindarkan, sebab bagaimana cara manusia bertahan tanpa adanya pembangunan ? banyak negara yang berlomba-lomba untuk konstruksi dengan dasar mensejahterakan masyarakatnya, namun dibalik itu tentu ada ancaman lingkungan yang menanti.

Maka dari semua itu, terdapat salah satu solusi sekaligus pemenuhan kebutuhan manusia dengan cara mengadopsi konstruksi hijau. Konstruksi hijau memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang ramah. Melaluinya, penghematan energi bisa dilakukan sampai dalam waktu panjang. Pemilik atau pengelola gedung juga bisa merasakan manfaat panjangnya, dimana direnovasi awal memang membutuhkan investasi harga tinggi untuk membeli bahan atau materi bangunan ramah lingkungan. 

Akan tetapi penerapan itu tidak bisa sekali langsung diterapkan, meski pelaku industri khususnya telah mengetahui apa itu konstruksi hijau dan seluk beluk didalamnya. Sebab, untuk sebagian besar orang terutama di Indonesia ini masih asing dan juga membutuhkan biaya investasi awal besar. Di sinilah pemerintah harus menunjukkan dorongannya untuk adopsi luas. Kenapa demikian ? Karena ketika regulasi sudah ada, maka pelaku industri tidak akan sewenang-wenang dalam melakukan konstruksi dan fokus bangunan bisa beralih ke keberlanjutan lingkungan. 

 

 

Referensi

 

Rate this post
Bagikan halaman ini :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment

Submit